Perjuangan

18 December 2008

Sebagai manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, hidup kita sehari-hari tidak akan pernah luput dari yang namanya dosa. Ya, dosa memang mudah untuk dibuat. Mulai dari pikiran yang tidak terlihat sama sekali oleh orang lain. Hanya diri kita sendiri dan Tuhan yang tahu.

Tetapi, kita melakukan dosa bukan karena hanya kesempatan, mungkin juga karena "kepepet" (by Selvy) atau terpaksa. Dan sebagai manusia, kita harus terus berjuang agar tidak melakukan dosa tersebut.

Saya ingin sedikit mencoba bereksperimen saat ini dengan pemikiran saya yang sederhana. Misalnya saja, kita analogikan hidup = bermain game (dari start - finish) , dosa = cheat (melakukan kecurangan untuk mempermudah hidup).
Nah, coba kita letakkan sebuah target/tujuan dari pertama kita bermain game misalnya saja "saya ingin menjadi pemain yang pertama menamatkan game ini dengan waktu yang paling singkat".

Di sini kita akan mendapatkan dua cara. Cara paling cepat adalah menggunakan cheat, tetapi cara tersebut tidak akan membawa kita menikmati permainan atau mengembangkan kemampuan berpikir kita. Cara kedua adalah mencoba dan terus mencoba sampai kita berhasil memecahkan rekor.

Nah sekarang kita ubah tujuan kita menjadi "saya ingin menamatkan game ini dengan kemampuan saya sendiri dengan waktu yang paling cepat" tentunya kita tidak akan menggunakan cheat.

Di sini impian berperan menjadi alat pengendali pikiran kita dan untuk menjaga sikap kita. Di sini impian sederhana berubah menjadi langkah-langkah mulia untuk mencapai tujuan.

Dengan begitu, perjuangan kita akan menjadi semakin ringan karena kita mempunyai motivasi di dalam diri kita sendiri.
Masalah berikutnya adalah bagaimana tetap mengobarkan motivasi ini. Inilah perjuangan yang sesungguhnya.

Kemauan yang keras bukanlah selalu menjadi kata kunci. Mengapa motivasi bisa padam? Mungkin karena kekurangan time management. Saat meletakkan impian, tentukan jangka waktunya juga. Jika Anda kesulitan, ingat bahwa semua orang merasa hidupnya selalu penuh rintangan. Jadi Anda tidak sendirian. Dan segera perluas komunitas Anda untuk secepatnya menyelesaikan masalah ini.

Waktu
Hidup - Impian
Perjuangan

Semua Berasal Dari Kita

15 December 2008

EMPATI
By: Andy F. Noya

Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas. Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.

Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari. Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.

Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.


Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.
Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebaratan-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.


Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit. Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.


Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah di situ.


Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.


Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya. Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.

Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?'' Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia. Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka pintu, menahannya sebentar dan menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.

Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu.
Mulailah sekarang juga.


Farida F Fahmi


tulisan di atas saya dapat dari e-mail berantai.
penulis aslinya siapa, saya sendiri ga tau, tapi saya copas apa adanya.
terima kasih untuk penulisnya ya ^^

Tas Tangan Wanita Berbahaya

13 December 2008

Saya tidak pernah terpikir sama sekali. Siapa yang akan berpikir seperti ini? Sudahkah Anda memperhatikan wanita yang meletakkan tasnya di atas lantai toilet umum dan kemudian pergi secara langsung ke meja makan mereka serta meletakkan tas itu di atas meja? Sering terjadi!

Makanan dari restoran atau fast food bukanlah penyebab yang sering mengakibatkan sakit perut. Kadang-kadang, justru yang Anda tidak ketahui lah yang bisa merugikan Anda!

Biasanya para Ibu sering merasa terganggu pada saat tamu yang datang dan meletakkan tas mereka di atas meja tempatnya memasak dan menyajikan makanan. Seorang Ibu selalu menganggap bahwa tas itu kotor, karena tas tersebut telah terkontaminasi udara luar (debu, kotoran dsb). Hmmm..Ibu yang pintar ya..?

Ini adalah masalah yang disebabkan oleh para wanita sendiri. Sementara para wanita tersebut tahu dengan pasti apa isi tasnya, apakah pernah terbayangkan apa yang ada di bagian luar tas tersebut?

Para wanita membawa tasnya kemana-mana, dari mulai kantor sampai toilet umum sampai lantai mobil. Kebanyakan para wanita tidak pernah pergi tanpa tas. Tetapi, pernahkah terpikir kemana saja tas itu sudah berada sepanjang hari? "Saya menggunakan bis, dalam perjalanan saya sehari-hari dan kadang saya meletakkan tas saya di lantai bis" kata seorang wanita. Atau di lantai mobil saya dan di toilet. " Kadang saya juga meletakkan tas saya di kereta belanja dan akhirnya di toilet umum" (lagi) kata seorang wanita lainnya dan tentunya di rumah saya yang tempatnya lebih bersih.

Kami memutuskan untuk mencari tahu apakah tas tersebut merupakan tempat berkumpul bakteri-bakteri. Kami melakukan tes di Nelson Laboratories di Salt Lake City , dan kami memutuskan untuk meneliti jumlah rata-rata tas tangan yang dibawa para wanita setiap harinya.

Kebanyakan wanita mengatakan bahwa mereka tidak berhenti berpikir tentang apa yang ada di bagian bawah tas mereka. Kebanyakan wanita tersebut mengatakan biasanya mereka meletakkan tas mereka di atas meja dapur atau meja makan saat makanan disajikan. Para wanita ini mengatakan mereka tidak akan heran bila tas mereka sedikit kotor. Tapi ternyata, yang mengejutkan adalah bahwa tas tersebut sangatlah kotor, bahkan ahli mikrobioligi yang melakukan tes tersebut pun sangat terkejut.Ahli mikrobiologi Amy Karen dari Nelson Labs mengatakan hampir semua tas yang diuji, bukan saja banyak mengandung bakteri biasa tapi juga bakteri yang amat berbahaya.

Contohnya bakteri Psudomonas yang dapat menyebabkan infeksi mata, staphylococcus aurous dapat menyebabkan infeksi kulit yang serius dan salmonella serta e-coli yang ditemukan pada tas dapat menyebabkan orang jatuh sakit. Dalam sebuah contoh, empat dan lima tas yang diuji positif mengandung salmonella dan itu ternyata bukan yang terburuk.

Tas yang terbuat dari kulit atau vinyl cenderung lebih bersih dan tas yang terbuat dari kain dan saat ini trend model amat memegang peranan yang penting. Wanita yang memilik anak-anak cenderung memiliki tas yang lebih kotor daripada yang tidak memiliki anak, dengan satu pengecualian. Tas seorang wanita single yang sering pergi hangout ke klub atau café atau diskotik adalah yang paling terkontaminasi, kadang mengandung kotoran (feses) atau kemungkinan bekas muntahan, kata Amy.

Inti tulisan ini adalah - tas Anda tidak akan menyakitkan Anda, tetapi ada kemungkinan membuat Anda sakit jika Anda tetap melakukan dan meletakkan tas di tempat Anda makan. Gunakan gantungan untuk meletakkan tas Anda di rumah atau di toilet umum dan jangan letakkan tas di atas meja restoran atau meja makan Anda.

Para ahli mengatakan, Anda harus memperlakukan tas tersebut sama dengan sepatu Anda. Jika Anda berpikir meletakkan sepasang sepatu di atas meja makan atau dapur maka hal yang sama terjadi jika Anda meletakkan tas. Tas Anda telah terkontaminasi oleh orang-orang lain yang datang ke tempat tersebut sebelum Anda, mereka bersin, batuk-batuk, buang air kecil, dan sebagainya.

Apakah Anda benar-benar ingin membawa semua kotoran itu ke rumah? Para ahi mikrobiologi di Nelson mengatakan bahwa wanita harus rajin membersihkan tasnya dan itu amat membantu. Cuci tas yang terbuat dari kain dan gunakan pembersih kulit untuk membersihkan bagian bawah tas kulit Anda.

Sumber dari : hoaxindo
Referensi : Yahoo! Answer

Blogger Indonesia, Berhati-hatilah

08 December 2008

Salam sejahtera untuk seluruh blogger Indonesia.
Saat ini, ada baiknya kita ekstra hati-hati karena UU ITE yang telah diluncurkan sangat berpotensi untuk menjerat kita ke dalam tindak pidana.
Juga bagi siapa saja yang senang untuk komplain ke suara pembaca secara online.

Sesuai dengan yang tertulis di http://anrhti.blogdetik.com/2008/12/04/aturan-tindak-pidana-dalam-undang-undang-no-11-tahun-2008-tentang-informasi-dan-transaksi-elektronik-uu-ite-terbukti-mengancam-para-pengguna-internet/ yang tidak berani saya copy karena bisa saja dianggap sebagai pelanggaran. Bahkan memberikan tautan link / URL pun bisa dianggap sebagai suatu pelanggaran.

Telah terjadi banyak kasus yang semestinya tidak menjadi kasus.
Oleh karena itu, blogger Indonesia harus ekstra hati-hati.
Jangan memposting segala sesuatu yang bisa dianggap mencemarkan nama baik.
Kalaupun ada, jadikan saja sebagai hidden.

Masa-masa skripsi begini, tentunya banyak yang betah di depan komputer berlama-lama. Entah untuk penulisan ataupun untuk ber-coding ria.
Berikut ini saya berikan tips-tips bagaimana menambah inspirasi kita dan juga tetap sehat selama masa-masa skripsi ini.

Caranya cukup mudah. Letakkan satu botol minum bening (yang airnya terlihat dari luar), kalau tidak ada beli saja Aqua botol. Pastikan botol itu tetap terisi (tidak penuh tidak apa-apa). Cukup pastikan botol itu terisi dan letakkan di dekat komputer.

Saat kita merasa jenuh atau lelah, kita pasti ingin melakukan gerakan yang lain. Nah saat itulah, minum air putih itu sampai puas. Kalau habis, isi lagi.

Dan suatu saat, karena kita sering minum, pastinya kita akan terkena HIV (Hasrat Ingin Vivis). Nah ini dia yang dibutuhkan. Saat kita membuang air kecil, kita juga akan sedikit berefreshing (walau di kamar mandi) karena kita akan sedikit lepas dari ketegangan. Saat itulah biasanya inspirasi bisa mendatangi kita.

Selain itu, minum air putih dalam jumlah yang banyak tidak akan membuat orang sakit koq. Malah baik sebagai detox. Dan bagi yang ingin diet, minum air putih yang banyak juga bisa membantu diet menjadi lebih baik.

Berjaga-jagalah!

06 December 2008

Bagi para pengendara kendaraan bermotor, selalulah ambil sikap waspada!
Jangan lengah dan tetapkan lingkaran imajinasi Anda.
Buatlah lingkaran imajinasi, ini hanya untuk batas-batas keamanan Anda.

Jika Anda melaju kencang, perluas pula lingkaran imajinasi Anda dan Anda pun harus mempunyai sikap tanggap terhadap apa yang akan terjadi di daerah sekitar lingkaran imajinasi Anda.

Jika lingkaran imajinasi yang sudah Anda tetapkan itu tidak bisa membentuk lingkaran oleh karena suatu hal (misalnya terhalang tembok), maka Anda harus memperlambat kecepatan kendaraan Anda.

Omong-omong soal pesan/nasehat, gw jadi inget omongan papa gw. "Jalanan yang sepi, ga ada kendaraan, itu adalah jalanan yang paling berbahaya."
Kenapa? Soalnya kita ga bakal tahu dari arah mana bahaya akan datang.
Setidaknya jika di depan dan belakang kita ada mobil, tingkat konsentrasi kita bisa semakin tinggi dan kita juga akan terus memperhatikan mobil di depan kita dan menjaga jarak dengannya.

Dan mama gw pernah ngomong "Lampu ijo belum tentu aman."
Kenapa? Karena ada orang yang menyebalkan seperti yang saya kutip dari http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/12/06/1/171178/tabrakan-penumpang-motor-tewas-terlindas-bus


Tabrakan, Penumpang Motor Tewas Terlindas Bus
Sabtu, 6 Desember 2008 - 06:03 wib
Dede Suryana - Okezone

JAKARTA - Penumpang sepeda motor Thunder bernopol B 6765 KMQ bernama Rohini (50) tewas seketika, setelah kepalanya terlindas oleh sebuah bus bernomor B 7749 WV di Jalan Yos Sudarso,� tepatnya di persimpangan lampu merah Permai Koja Jakarta Utara.

Seprti dilansir TMC Polda Metro Jaya, Sabtu (6/12/2008), kecelakaan itu berawal ketika sebuah bus dari arah Utara melaju kencang menuju ke arah selatan. Di persimpangan traffic light permai, bus itu menerobos lampu merah dengan tanpa mengurangi kecepatan.

Dari arah barat, melaju sebuah sepeda motor yang dikendarai Dian Setiawan (32), warga Jalan Bintara 14 No 23 Rt 001/009, Bekasi Barat dan ditumpangi Rohini. Akibatnya bus itu pun menabrak sepeda motor tersebut hingga Dian terjatuh ke kanan, sedangkan Rohini terlindas ban belakang bus tersebut.

"Pada saat itu, lampu berwarna merah karena enggak sabar Bus langsung saja �menyerobot, akibatnya terjadilah kecelakaan ini," ujar Petugas Laka Jakarta Utara Bripka Wayan kepada TMC.

Sementara itu Dian hanya mengalami luka ringan akibat kecelakaan ini. Jenazah Rohini selanjutnya dilarikan ke RSCM untuk dilakukan visum. Sedangkan kedua kendaraan yang terlibat, berikut supir bus diamankan ke Kantor Satwil Jakarta Utara. (ded)