libur lebaran hari keempat

28 September 2008

Minggu, 28 September 2008

Huff, sejak gw sampe di cerbon, entah kenapa gw selalu bangun jam 4.30 padahal mata tuh

masih sepet dan rumah juga masih gelap. Berisik dari Mesjid? Ga kedengeran tuh, kalah ama

suara dengkuran mama gw (dibaca : ngorok)

Huff, ya sudah tidur-tiduran saja di atas kasur sampai jam 5 pagi. Akhirnya jam 5 pagi gw

memutuskan untuk bangun karena papa gw dah bangun juga. Berhubung suster uda balik, papa gw

bangun pagi untuk masakin bubur buat engkong. Ya, salah satu yang gw banggain dari papa gw

adalah rela bangun pagi untuk nyiapin bubur buat engkong.

Tentu saja, karena hari ini (dan lagi-lagi) gw ga ada kerjaan, gw cuma ngarang cerita aja.

Yah ceritanya tentu hanya fiksi. Sekedar belajar ngarang dan nambah kosa kata aja, karena

skripsi gw akan membutuhkan banyak karangan.

Well, sore ini gw ke gereja bareng mama gw. Papa gw masih ga mau ikut >.<>.<>.<>

GBU

Part 5 - Yang Diutus

Seminggu setelah kejadian itu, Tyler telah menggunakan HPnya seperti HP biasa. Kayla pun makin akrab dengan ketiganya dan terkadang pulang bareng jika Kayla ada klub kesenian yang sampai sore.

Cliflan sudah normal lagi porsi makannya. Sementara Dustan terpilih menjadi wakil sekolah dalam lomba beladiri.

Ya, mereka berempat kini selalu bersama saat berangkat ke sekolah karena tempat tinggal mereka tidak berjauhan satu sama lainnya.

Hari ini sangat cerah. Cliflan dan Dustan seperti biasa menjemput Tyler terlebih dahulu sebelum menjemput Kayla. Tapi pagi ini Tyler terlihat sangat mengantuk.

"Abis begadang, mas?" tanya Cliflan usil.

"Entahlah, aku tidur lebih lama dari biasanya malah. Tapi tadi malem gw mimpi. Anehnya, gw ga inget mimpi apaan," jawab Tyler sambil berjalan ke arah kos Kayla.

"Loh? Abis begadang, Ler?" tanya Kayla begitu dijemput.

"Iya, ga bisa tidur mikirin kamu," kata Cliflan usil.

Dustan tertawa geli sementara Tyler meluruskan masalah "Gw juga ga tau nih napa. Padahal dah tidur lebih lama dari biasanya."

"Oh... berarti kebanyakan tidur. Btw, ini buat kalian semua," sambil menyerahkan 3 bungkusan.

"Apa nih, La?" tanya Dustan sambil mengambil bungkusannya.

"Bekal makan siang kalian. Hari ini kalian olahraga kan? Maap ya cuma bisa bikinin segitu."

"Thanks, La," sahut Cliflan.

"Yap. Sama-sama. Tapi ntar pulang balikin tepaknya ke gw ya," balas Kayla.

Mereka berempat pun sampai di sekolah dan memulai aktifitas seperti biasanya. Masuk kelas dan belajar seperti biasanya. Tetapi pagi itu guru-guru sangat sibuk. Pada jam pertama saja mereka hanya menyuruh murid-murid untuk mencatat ataupun mengerjakan soal-soal. Rupanya para penyandang dana yayasan akan berkunjung ke sekolah mereka.

Siangnya, para penyandang dana telah sampai di sekolahan. Mereka memasuki kelas satu per satu melihat-lihat murid sekolah tersebut dan memberikan sedikit ceramah. Benar-benar ceramah yang mengobarkan semangat belajar. Lagipula, ada wanita cantik di antara mereka. Ya, tak salah lagi, wanita yang memberikan Tyler sebuah HP.

Saat istirahat siang, Kayla mendatangi Tyler yang kebetulan sedang berkumpul dengan Cliflan dan Dustan. Mereka berempat diminta untuk ke ruang kepala yayasan sekarang. Selama sekolah, belum pernah mereka dipanggil ke dalam ruang yayasan.

Sesampainya di ruang yayasan, ternyata tiga penyandang dana ada di sana, dua pria dan yang satunya adalah wanita cantik itu.

"Selamat siang, Tyler," sapa wanita itu.

"Siang, Bu," balas Tyler sambil menundukkan kepalanya.

"Ada sesuatu yang harus kami berikan kepada kalian," kata salah satu pria yang berpenampilan seperti MIB sambil menyodorkan 4 alat yang terlihat seperti alat bantu dengar.

"Ambil saja dulu, lalu duduk di sofa,"kata pria lainnya yang ramah.

Mereka masing-masing mengambil alat tersebut dan kemudian duduk di sofa.

"Sama seperti sebelumnya, kenakan alat tersebut di saat kalian membutuhkannya. Gunakan seperti earphone biasa," kata wanita itu.

"Tapi, untuk apa alat ini?" tanya Tyler.

"Kalian adalah empat anak spesial. Hanya itu yang bisa kami sampaikan pada kalian untuk saat ini," jawab si wanita.

"Tyler, ketua OSIS. Selain bijaksana, kamu juga cermat. Kayla, sekretaris yang akan selalu memberikan semangat. Dustan, wakil ketua yang sangat berhati-hati. Cliflan bendahara pelit tetapi berani mengambil resiko. Kalian adalah anak-anak yang diutus untuk membuka jalan," kata pria misterius berkacamata hitam.

"Kayla, kamu bawa kantongnya kan? Keluarkan bomnya," ujar si wanita.

"Koq Anda bisa tahu tentang bom tersebut?" tanya Dustan penasaran.

"Tentu saja. Karena kalian, empat anak yang diutus sedang dicari oleh sekelompok teroris. Sudah kubilang, kalian adalah anak spesial. Kalian bukan hanya anak biasa," jawab si wanita.

"Cliflan, Dustan, kalian berdua belum punya HP kan? Alat itu bisa berubah menjadi HP loh," celetuk si pria ramah.

"Wah... yang benar? Bagaimana caranya?" tanya Cliflan senang.

"Ehem..." si pria misterius itu berdeham "Biarkan mereka mencari tahu sendiri kegunaan alat itu," katanya.

"Baiklah. Sudah saatnya kami pergi. Ingat, gunakan d saat kalian perlu. Kami akan selalu mengamati kalian. Untuk sementara, hanya itu yang bisa kami beritahu. Selamat menikmati petualangan kalian!" sahut wanita cantik sambil membuka pintu ruang yayasan.

"Sampai jumpa lain kali dan jaga diri kalian!" seru pria yang ramah sambil keluar ruangan.

"Sebaiknya kalian cepat kembali ke kelas," ujar pria misterius sebelum keluar ruangan.

Ketiga penyandang dana telah keluar ruangan, tetapi keempat murid itu belum beranjak dari sofa. Mereka masih mengamati benda yang dipegang oleh masing-masing. Tyler mendapat yang berwarna biru, Dustan hijau, Cliflan merah, dan punya Kayla pink.

"Rasanya mimpi gw tadi malem ada benda ini juga. Kita berempat make benda ini, tapi gw lupa buat apa." ujar Tyles sambil berusaha mengingat mimpinya.

"Sudah simpan saja dalam kantong kita. Gw mau balik ke kelas. Yuk!" sahut Kayla.

Mereka berempat lalu kembali ke kelas. Tentu saja saat kembali ke kelas mereka langsung ditanyai oleh teman-teman sekelas. Tyler pun menjawab sambil berbohong kalau tadi membicarakan beasiswa. Kayla pun berbohong dengan jawaban yang sama. Ya, mereka berempat masuk sekolah ini karena program beasiswa.

Akhirnya saatnya pulang sekolah tiba juga. Hari itu sedang tidak ada kegiatan klub. Hari dimana bisa pulang lebih awal. Dan pada hari seperti ini, Tyler akan menemani Cliflan dan Dustan membersihkan panti asuhan. Kayla juga sudah pernah ikut.

Tapi saat pulang sekolah, tanpa diduga mereka bertemu Alfred, pemuda yang mengatakan bahwa dirinya tampan. Alfred menebar senyum dan pesona, membuat banyak murid cewe mendekatinya untuk berkenalan dengannya.

"Rupanya ada satu anggota KFC di sini," ujar Cliflan usil.

"Apaan tuh KFC?" tanya Kayla.

"Kayla Fans Club. Tapi bisa jadi Kayla Fried Chicken juga," jawab Dustan sambil terkekeh.

"Sudahlah, kita langsung pulang aja. Gw lagi ga mood ngadepin teri nih," sahut Tyler.

Tapi terlambat, si pembuat onar sudah melihat Kayla dan keburu berpuisi yang membuat murid-murid cewe heboh semua.

Pembuat onar itu kemudian membuat atraksi sulap mengeluarkan bunga dari sapu tangannya dan memberikannya pada Kayla. Murid-murid yang melihat langsung bertepuk tangan menyemangati si pembuat onar.

Kayla tidak mengambil bunga itu, bahkan tidak menyentuhnya sama sekali dan membuang muka. Keadaan ini makin membuat murid-murid cewe geram pada Kayla.

"Jangan jual mahal lu!" celetuk salah satu murid cewe. Yang mendapat sambutan riug dari yang lain.

Tyler tidak seperti biasanya, dia langsung berjalan melewati Alfred si pembuat onar. Dustan langsung menyuruh Kayla pulang juga sambil mengantarai Kayla dan Alfred. Sementara Cliflan berjalan di belakang Kayla.

Alfred yang merasa harga dirinya diinjak-injak oleh mereka berempat langsung menghampiri Kayla dan menarik tangan Kayla. Cliflan langsung mencengkeram tangan Alfred yang membuatnya kesakitan dan terpaksa melepaskan tangan Kayla.

Alfred langsung mengeluarkan pisau lipatnya dan menghunuskannya ke Cliflan. Tentu saja Cliflan dengan mudah dapat menghindarinya dan langsung memelintir tangan Alfred dan membuatnya menjatuhkan pisau lipatnya. Tyler yang melihat kejadian itu langsung memukul belakang leher Alfred dan membuatnya pingsan. Dustan dan Cliflan langsung menggotong Alfred dan meletakkannya di bangku panjang.

Kayla langsung mengambil spidol dari tasnya dan menghiasi wajah Alfred yang tolol itu dan berteriak "Silakan belajar merias pria di sini!" dan langsung saja semua murid mendekat dan bersorak gembira.

Dan mereka berempat pun pulang dengan santai. Siang itu Tyler sedang moody, mungkin karena rasa kantuknya itu.
Dia hanya menundukkan kepalanya dan tidak bicara 1 patah kata pun.

Di belokan gang yang terakhir mendadak Tyler berhenti. Dustan langsung membisiki Kayla "Diam, ikut Tyler saja dan jangan banyak tanya."

Kemudian Cliflan berbelok ke kanan sementara Tyler lurus dan Dustan berbelok ke kiri. Kayla pun mengikuti Tyler, padahal jalan pulang yang benar adalah yang diambil Cliflan.

Tyler memperlambat jalannya, kemudian berjalan lambat dan merangkul Kayla seperti seorang kekasih. "Maaf, terpaksa begini," ujar Tyler.

"Tak apa. Tapi nanti kalau ada gosip aneh, lu yang urus ya!" jawab Kayla pelan.

Tak berapa lama, perempatan gang berikutnya sudah terlihat dan gang itu adalah gang tersepi tanpa penduduk di sekitarnya. Tyler sekali lagi berhenti tepat di perempatan tetapi hanya sebentar kemudian melanjutkan jalannya.

"Heh teri! Keluar sini!" seru Tyler.

Ternyata yang keluar lebih dari 10 orang sambil membawa senjata masing-masing. Tanpa basa basi Tyler langsung berlari ke arah mereka dan langsung melucuti senjata mereka hanya dalam sekejap.

Cliflan dan Dustan hanya berdiri geleng2 kepala. Tyler hanya membalas reaksi mereka dengan senyum. "La, ayo pulang!" sahut Tyler.

"Thank's ya! Untung ada kalian."

"Ya sebaiknya setiap kau pulang minta salah satu dari kami untuk mengantarmu," jawab Tyler.

"Dah seger ya? Sampe qta ga dibagi," sahut Dustan.

"Salah sendiri telat," jawab Tyler sambil menjulurkan lidahnya.

Hari itu mereka akhiri dengan beres-beres di panti asuhan tempat tinggal Cliflan dan Dustan dan makan malam bersama di sana.

Part 4 - Jalanan Sore Hari

27 September 2008

Setelah jam 4 lewat, akhirnya murid-murid sudah bisa dipulangkan. Bapak Bureig sudah bisa bernapas lega sekarang. Kepanikan dan kecemasan telah lenyap dari wajahnya.

Tyler, Cliflan, Dustan dan tentu saja Kayla harus kembali ke ruang pengurus untuk membereskan masalah bom yang tadi mereka temukan. Dustan langsung membuka pintu ruangan dan membuka lemari perkakas. Kayla langsung mengambil kantongnya dan memasukkannya ke dalam tasnya.

"Mau lu bawa pulang bomnya?" tanya Cliflan.

"Terus mau dikemanain? Lebih aman kalo tetep d kantong gw kan? Daripada lu yang bawa," jawab Kayla ketus.

Mereka pun lalu memberesi ruangan tersebut lalu keluar dari sekolah. Hari sudah sore, tak biasanya Kayla pulang sesore ini. Biasanya dia pulang bersama teman-temannya yang lain, tapi kali ini dia bisa-bisa pulang sendiri.

"Hey, Kayla, ikut yuk!" sahut Tyler.

"Ke mana?" tanya Kayla yang penasaran.

"Ke Town Mall. Kan Tyler mau traktiran," seru Cliflan.

Tanpa basa-basi, Kayla pun langsung mengikuti mereka.

Jalanan sore hari itu terasa sangat menyegarkan. Langit sore itu tampak cerah dihiasi gumpalan awan seperti kapas dan berhembus angin yang menyejukkan.

Jarak dari sekolahan ke Town Mall cukup dekat, hanya terpisah 2 blok. Lagipula, berjalan di tepi pantai pada sore hari cukup menyenangkan. Keempat murid "St. Nicholas" spesial itu berjalan menyusuri pantai lalu masuk ke dalam "Town Mall" dengan seragam kebanggaan mereka.

Mereka langsung menuju food court dan melihat-lihat makanan disana. Ini adalah pertama kalinya Kayla makan di food court "Town Mall" karena dia lebih senang memasak sendiri daripada harus makan di luar.

Tapi karena ketiganya temannya memakan makanan yang sama, Kayla merasa lebih baik mengikuti mereka saja tanpa bertanya apa-apa. Tyler hanya tersenyum melihat Kayla sambil memesan.

Setelah memesan, Tyler pun membayar semuanya dan mengambil nomor meja. Lalu mereka berempat mencari tempat duduk yang kosong di ujung dekat jendela yang mengarah ke pantai. Dan hari itu adalah hari keberuntungan mereka. Biasanya tempat duduk di ujung dengan pemandangan terbaik selalu ditempati, tetapi kali ini tidak. Mereka pun duduk dengan nyaman. Karena ini adalah pertama kalinya bagi Kayla, dia ingin duduk di kursi dekat jendela.

Tak berapa lama mereka duduk, Tyler merasa heran. Meja mereka menjadi pusat perhatian meja-meja lainnya. Tyler pun memberi tahu Cliflan dan Dustan yang duduk di seberangnya dengan bahasa isyarat. Cliflan dan Dustan pun menyadari kalau meja mereka menjadi pusat perhatian.

Untunglah, tak berapa lama makanan sudah datang di meja mereka. Anehnya, sang pengantar makanan selain mengantar makanan dia juga mengantar sebuah amplop untuk Kayla.

Penasaran dengan amplop tersebut, Kayla menanyakannya dari mana amplop tersebut dan untuk apa. Sang pelayan hanya memberi tahu kalau amplop tersebut dari seorang pemuda di meja yang tadi dilaluinya. Tentu saja pelayan itu tidak tahu isinya. Kayla menolak amplop tersebut dan menyuruh si pelayan untuk mengembalikannya.

Setelah selesai dengan urusan amplopnya, saatnya makan. "Astaga! Banyak banget!" seru Kayla.

Cliflan langsung tertawa terbahak-bahak. "Suruh siapa lu ikut mesen yang kaya kita."

"Abis gw bingung mau makan apa. Astaga!"

Tyler dan Dustan pun tak kuat lagi menahan tawa mereka. Cukup lama mereka tertawa sampai membuat pipi mereka sakit semua. Sementara Kayla masih kebingungan dengan cara menghabiskan makanannya.

Tyler yang duduk disampingnya langsung berkata "Tenang aja, ada kita kok. Pasti sanggup ngabisin punya lu."

Mereka pun makan dengan lahapnya. Berbeda dengan Kayla yang makan dengan santai, ketiga temannya makan dengan cepat seperti kelaparan selama 1 tahun.

"Astaga, kalian makan cepat betul," ujar Kayla.

Di tengah menyantap makanannya, seorang pemuda tampan datang ke meja mereka seraya memperkenalkan diri "Hai, gw Alfred! Kalian murid St. Nicholas kan?"

Tyler, Dustan, dan Kayla berhenti menyantap makanan mereka sementara Cliflan masih saja makan dengan lahapnya.

"Ya, kami memang murid St. Nicholas. Ada yang bisa kami bantu?" tanya Dustan.

"Oh tidak, hanya saja saya tertarik dengan gadis yang duduk di meja ini," sahut pemuda asing itu.

"Maaf, Anda ada perlu apa dengan saya?" tanya Kayla.

"Saya ingin menjadi pacar Anda. Saya perhatikan dari tadi, sepertinya Anda masih single," jawab pemuda asing itu.

Cliflan langsung tersedak mendengar jawaban pemuda asing itu. Dustan segera menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu.

"Saya rasa, Anda kurang berpengalaman dan Anda mengatakannya di saat yang salah" tukas Kayla.

"Saya Alfred, pemuda tertampan di kota ini. Belum pernah ada yang menolak saya sebelumnya, karena itu saya semakin tertarik dengan Anda. Bagaimana? Semua gadis pasti iri dengan Anda kalau Anda berkencan dengan saya," lanjut pemuda asing itu.

"Maaf, tetapi tampaknya Anda baru saja ditolak olehnya. Dan saya rasa, Anda telah mendapatkan jawabannya dari tadi. Kalau Anda tidak keberatan, kami ingin melanjutkan makan lagi," berkata kepada pemuda asing itu menggantikan Kayla.

"Maaf kawan, lu bukan pacarnya kan? Jadi jangan ganggu gw," lanjut pemuda asing itu.

Cliflan tiba-tiba bergerak hendak bangun, tetapi Dustan yang sudah tahu sifatnya langsung memegangi kedua bahunya kuat-kuat. Tetapi, ternyata Kayla yang berdiri dan membuat ketiga temannya tercengang. Kayla menatap tajam dan sinis kepada pemuda asing itu sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dustan yang melihat kepalan tangannya langsung memberi tahu Tyler dengan bahasa isyarat untuk bersiap-siap mencegah kalau-kalau Kayla melemparkan tinjunya ke pemuda asing itu.

Namun Kayla hanya diam saja dan tak berkata apa-apa. Setelah 5 detik menatap pemuda asing itu, kemudian Kayla duduk kembali dan menikmati makanannya dengan santai dan menganggap seolah semua tidak pernah terjadi. Pemuda asing itu pun lalu pergi meninggalkan meja mereka. Tyler, Cliflan, dan Dustan pun mengikuti Kayla dan melanjutkan makan mereka dengan lahap dan hanya diam seribu bahasa sampai makanan mereka habis.

"Ya ampun... kalian makannya cepet banget sih... Punya gw belon abis nih," sahut Kayla saat melihat semua piring mereka sudah bersih. "Punya gw masih banyak nih. Sop belon abis, daging asap masih ada, belum sayurnya juga. Jus-nya apalagi belon gw sentuh sama sekali. Mana perut dah rada kenyang lagi."

"Tenang aja, waktu masih panjang koq. Matahari aja masih nongol koq di situ. Lagian kita ke sini selain makan juga mau ngobrol sampai puas. Tentunya menginterogasi kamu," jawab Tyler sambil tertawa jahat.

"Mau nginterogasi apaan? Emang gw ada salah apa?" jawab Kayla sambil tetap berusaha mempercepat makannya.

"Sabar coba makannya. Buru-buru amat sih. Nanti keselek loh," ujar Dustan.

"Perlu bantuan?" timpal Cliflan.

"Lu makan banyak betul, Clif. Ntar jadi ga gesit lagi gw ga mau tanggung jawab ah," celetuk Tyler.

Kayla hanya tersenyum sambil memandang Cliflan. Dustan langsung menyenggol kaki Tyler dan melirik ke arah Kayla dan Cliflan. Tyler yang mengerti langsung berdeham "Ehem... keknya ada yang lagi kesengsem nih" sambil menyenggol pundak Kayla.

"Siapa yang kesengsem sama siapa?" tanya Kayla penasaran.

"Ya elu dul, " kata Dustan, "sama si rakus ini," sambil menepuk pundak Cliflan.

"Dah yuk, Tan! Jangan ganggu pasangan baru," timpal Tyler.

"Jangan aneh deh. Dah nih, bantuin gw ngabisin makanan gw. Tp jangan sentuh sayur dan jusnya," pinta Kayla.

"Serbu coy!" sahut Cliflan semangat.

Akhirnya makanan Kayla pun habis dalam waktu yang singkat. Tentu saja Cliflan yang paling gesit soal menghabiskan makanan. Tentunya mereka duduk sebentar sambil mengelus perut mereka yang kekenyangan.

Kayla tertawa kecil "Ternyata tiga orang terkeren di St. Nicholas kalau makan meninggalkan kewibawaan mereka."

"Ga ada hubungannya, La. Makan ya makan, kalo main ya main, kalo lagi kerja ya serius," jawab Dustan.

Tyler yang daritadi terus memperhatikan meja di sekitarnya merasa sangat tidak nyaman. Dustan juga sudah merasa resah daritadi. Ya, murid-murid St. Nicholas terkenal kaya raya dan eksklusif, membuat semua murid sekolahan yang lain geram. Terutama sejak kejadian tadi Kayla mencampakkan seorang pemuda.

Mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Tyler langsung mengajak Kayla untuk pergi. Sementara Dustan dan Cliflan mengikuti mereka dari belakang. Ternyata yang menjadi sorotan adalah Tyler dan Kayla.

Masih dalam Town Mall, Kayla ingin sekali masuk ke toko pernak pernik. Tyler mencoba mengatakan tidak baik jalan-jalan di sore hari dengan mengenakan seragam sekolah. Tapi Kayla tidak menggubrisnya. Tepat sebelum masuk ke dalam toko, Tyler langsung menarik tas sekolah Kayla. "Sebaiknya kamu masuk ke toko itu tanpa membawa tas," ujar Tyler.

"Dan selalu masukkan tangan kananmu dalam kantong rokmu itu," tambah Dustan.

"Lakukan saja dan jangan banyak tanya," timpal Cliflan sambil memperlihatkan tampang serius.

Kayla langsung menuruti semua permintaan mereka semua dan segera masuk ke dalam toko yang agak ramai itu. Cukup lama Kayla berada di dalam sementara Tyler terus memperhatikannya dari luar. Sedangkan Dustan dan Cliflan berada di kanan kirinya Tyler.

Saat Kayla hendak keluar, alarm toko berbunyi. Langsung seorang penjaga toko menghampiri Kayla. Sementara itu Tyler langsung menitipkan tas Kayla ke Cliflan dan tasnya sendiri ke Dustan. Tyler memasuki toko itu dengan kedua tangan berada dalam kantongnya.

Kayla heran, mengapa dia sampai didatangi penjaga toko. Seperti hendak mencuri saja. Saat penjaga toko mau mengatakan sesuatu, Tyler tepat ada disana dan meminta diurus di kasir saja.

Akhirnya mereka sampai di kasir, Tyler tepat dibelakang Kayla dan dalam 1 kedipan mata, tangan Tyler langsung beraksi dan mengambil sesuatu dari ikat pinggang Kayla.

"Kamu pasti mengambil sesuatu dari dalam toko ini sehingga alarm kami berbunyi," ujar penjaga toko.

"Tidak, saya tidak mengambil apa pun dari sini," ujar Kayla.

"Mengapa tangan kamu terus berada dalam kantong?" tanya penjaga toko keheranan.

"Periksa saja, tidak ada apa-apa di dalamnya."

"Keluarkan tangan kamu, biar saya periksa."

Tentu saja tidak ada apa-apa di dalam kantong rok Kayla dan Kayla diminta untuk berputar perlahan sementara penjaga toko memperhatikannya. Yah, semuanya sudah dibereskan oleh Tyler dan penjaga toko itu tak mungkin menemukan apa pun di situ.

Akhirnya penjaga toko menyerah. Tyler mengingatkan Kayla untuk memasukkan tangannya ke dalam kantong roknya. Kayla dan Tyler pun keluar toko tanpa masalah. Tentunya Tyler mengurus dirinya sendiri sebelum keluar toko.

"Tadi ada apa?" tanya Tyler.

"Empat teri dan satu ubur-ubur," jawab Dustan sambil menyerahkan tas Tyler.

"Ayo pulang dan jangan banyak tanya," ujar Cliflan sambil menyerahkan tas Kayla.

Kayla diam saja merasa ada yang aneh dengan ketiga temannya. Dustan langsung menggandeng tangan Kayla, sementara Tyler dan Cliflan di belakang mereka.

Cliflan langsung bergumam "Kayla."

Tyler mengangguk tanda mengerti. Cepat-cepat Tyler dan Cliflan mengapit Kayla. Cliflan langsung menepuk bahu Dustan dan Dustan pun melepas tangan Kayla. Mereka berempat langsung jalan beriringan.

Akhirnya mereka keluar dari Town Mall dan langsung berjalan menyusuri gang kecil. Tyler pun bernapas lega karena tidak ada "teri" setelah mereka keluar dari toko pernak-pernik.

Kayla yang daritadi penasaran akhirnya bertanya, "Daritadi ada apa sih? Kalian jadi berubah setelah makan."

"Kita kan selalu menjadi incaran teri. Lu baru pertama kali jalan-jalan pake seragam skolah kan?" jawab Cliflan.

"Emang kenapa kalo pake seragam? Teri itu apaan sih?" Kayla makin penasaran.

"Teri itu berandalan sekolah. Ubur-ubur itu brandalan yang bawa senjata, biasanya ketuanya," Tyler menjelaskan.

"Tentang seragam, itu karena sekolah kita orangnya berkesan eksklusif semua dan kebanyakan anak orang kaya. Mangkannya buahaya nih jalan-jalan sore pake seragam," lanjut Dustan.

"Btw, aus nih!" ujar Cliflan.

"Yuk, ngemil yang biasa," sahut Dustan.

"Hah? Ngemil? Lagi?" Kayla tak percaya.

"Tenang, cuma es koq," sahut Tyler sambil menarik lengan Kayla.

Mereka pun menyusuri gang dan berhenti di suatu warung untuk beli es teh manis yang dibungkus plastik kecil dan sudah dibekukan. Pemilik warungnya seorang nenek yang ramah. Tyler langsung membayarnya.

"Tak disangka, kita berjumpa lagi, nona cantik!"

Tiba-tiba pemuda asing, yang tadi datang saat mereka berempat makan di Town Mall, muncul lagi dan kali ini aneh dengan 4 teri dan 1 ubur-ubur yang tadi bertemu Dustan di depan toko pernak-pernik.

"Here comes the trouble," gumam Cliflan.

"Hei bung, sebaiknya kalian menyerahkan nona cantik itu daripada pulang dengan sedikit lecet," ujar pemuda asing.

Dustan langsung menarik tangan Kayla dan membawanya mundur ke belakang. Sementara itu Cliflan langsung maju ke sebelah Tyler. Nenek pemilik warung masuk ke dalam, entah apa yang akan dilakukannya.

"Alfred, sebaiknya kamu tidak mengganggu gadis itu," ujar Tyler.

"Lancang benar kau memanggil nama bos kami!" seru salah satu teri sambil mengacungkan pisau lipatnya.

"Tenang, kami tidak mau membuat masalah," ujar Tyler sambil memberi tanda pada Dustan. "Bagaimana kalau kita berdamai saja?"

Dustan langsung mencengkeram tangan Kayla yang masih gemetaran sambil berbisik "sanggup lari?"

Kayla mengangguk menjawab pertanyaan Dustan.

Tiba-tiba si ubur-ubur berseru "HAJAR!" sambil mengeluarkan tinjunya ke arah muka Tyler.

Tyler langsung menahan tinju si ubur-ubur dengan kedua tangannya. Pada saat yang bersamaan, si nenek pemilik warung sudah kembali dengan membawa tutup panci dan centong lalu langsung memukul-mukul tutup panci "TOLOOONG! TOLOOONG!" seru si nenek.

Warga sekitar gang langsung keluar setelah mendengar bunyi tutup panci si nenek.

"Ada apa ini?" kata salah seorang bapak yang kekar. "Heh, kamu, simpan pisau itu dan enyah dari sini! Jangan buat keonaran di sini!" bentaknya pada si teri yang memegang pisau lipat.

Untung saja, si nenek dan warga sekitar datang pada saat yang tepat. Kayla yang sangat ketakutan langsung jongkok dan menangis sejadi-jadinya. Si nenek langsung menghampiri Kayla dan menyuruhnya duduk. Tyler dan lainnya langsung berterima kasih kepada bapak yang kekar tadi dan warga sekitar lainnya. Warga sekitar di gang itu mengenal Tyler, Cliflan, dan Dustan karena mereka pernah menolong si nenek di tengah jalan dan sering bekerja membantu si nenek setiap Minggu.

Mereka berempat pun lalu pamit pulang kepada si nenek. Nenek tentunya berpesan agar hati-hati di jalan.

"Masih sanggup jalan, La?" tanya Dustan.

"Sanggup lah! Ngece banget lu," sahut Kayla.

"Baguslah. Soalnya kita lebih seneng menikmati jalan sore hari seperti ini. Bisa melewati taman bunga indah di belakang sana," sahut Tyler.

Yah mereka berempat pun pulang dengan melewati taman bunga yang kecil itu. Di sana Cliflan, Dustan dan Tyler membuka tas mereka dan mengambil botol minum mereka lalu menyiramkannya ke sana. Tampak pelangi dari air yang mereka siramkan itu dan sangat indah. Kemudian mereka pulang ke tempat mereka masing-masing. Tyler ke rumah orang tua angkatnya, Cliflan dan Dustan kembali ke panti asuhan, sedangkan Kayla pulang ke kosannya.

libur lebaran hari kedua dan ketiga

Hmpf libur Lebaran kali ini terasa sangat sepi.
Terutama karena saya masih sakit dan belum boleh banyak beraktifitas.
Dua hari ini kegiatan yang saya lakukan hanya mengarang cerita. Bermain internet pun hanya 1 jam. Ya, tentunya mengupdate blog ini pun hanya bisa dilakukan di 1 jam itu.

Biasanya kalau di kos nulis-nulis buat blog ya sambil online, kadang sambil chatting atau dengerin lagu. Tapi di komputer rumah ga ada speakernya jadi yah terpaksa mengetik sambil mendengar "tik tik" bunyi tuts ditekan.

Kalo tadi pagi saya online, itu karena kecelakaan ^^
Saya sudah terjaga sejak jam 1/2 5 pagi. Entah kenapa, tapi saya tidak bisa tidur lagi.

Yah sudah, cek e-mail saja. Haduh, mau ke Grage (mall di Cirebon yang paling besar untuk saat ini) pengen beli buku HarPot >.<

Bosan tidak ada kerjaan, ga ada film juga. Betul-betul sepiii

Gimana ya kabar Jakarta? Teman-teman yang masih di kos lagi pada ngapain ya? Pasti nge-DotA setiap hari. Enaknyaaa.

Ah ya sudah, saya melanjutkan mengarang cerita lagi saja ^^

Semangat!!!

Sekilas INFO

HP bikin sperma loyo >.<
Barusan gw baca dari http://hoaxindo.blogspot.com/2008/09/radiasi-ponsel-bikin-sperma-loyo.html yang menyatakan kalo cowo ngantongin HPnya kan deket alat kelamin tuh, spermanya jadi loyo >.<>.< Makanan yang ditarik dari peredaran
Berikut adalah list-nya :
1. Jinwel Yougoo Susu Fermentasi Rasa Jeruk
2. Jinwel Yougoo Aneka Buah
3. Jinwel Yougoo tanpa Rasa
4. Guozhen susu bubuk full cream
5. Meiji Indoeskrim Gold Monas Rasa Cokelat
6. Meiji Indoeskrim Gold Monas Rasa Vanila
7. Oreo Stick Wafer
8. Oreo Stick Wafer
9. Oreo Cokelat Sandwich Cookies
10. M&M's Kembang Gula Cokelat Susu
11. M&M's Cokelat Susu
12. Snicker's (biskuit-nougat lapis cokelat)
13. Dove Choc Kembang Gula Cokelat
14. Dove Choc
15. Dove Choc
16. Natural Choice Yoghurt Flavoured Ice Bar
17. Yili Bean Club Matcha Red Bean Ice Bar
18. Yili Bean Club Red Bean Ice Bar
19. Yili Prestige Chocliz
20. Yili Chestnut Ice Bar
21. Nestle Dairy Farm UHT Pure Milk
22. Yili High Calcium Low Fat Milk Beverage
23. Yili High Calcium Milk Beverage
24. Yili Pure Milk 205 ml
25. Yili Pure Milk 1 L
26. Dutch Lady Strawberry Flavoured Milk
27. White Rabbit Creamy Candy
28. Yili Choice Dairy Frozen Yoghurt Bar (kembang gula)
Alasan ditarik : karena menggunakan bahan baku susu asal Cina yang terbukti BENAR mengandung melamin.
Sumber: Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.
didapat dari http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/09/24/brk,20080924-137206,id.html
Link terkait : http://hoaxindo.blogspot.com/2008/09/melamin-dicampur-ke-susu-produk-china.html

Huff... dunia sudah semakin gila

Watch Your Food !!!

26 September 2008

Guys, sebaiknya perhatiin makanan kalian, walaupun itu sayuran tapi belum tentu sehat juga.
Berikut ini adalah e-mail yang aku terima dari nyokap ce-ku yang kalangan keluarganya kebanyakan dokter.
Berikut adalah e-mailnya:

Tadinya dah gak mau sampe bikin2 imel kaya gini nih, Cuma karena temen2 semua pada suru bikin dan juga karena harus cerita panjang lebar tiap kali ditanya. Ya udah lah, sekalian aja bikin ni imel ya. Mana tau bisa jadi helpful info and cegah hal2 yang gak enak juga.

Well, ni kejadian ma adenya nyokap , baru aja kmrn , dimulei tgl 13 sept 2008, hari sabtu kmrn. Tanpa kenapa2, tau2 dia kesakitan banget di bagian perut sampe kejang2. Padahal sebelom itu kejadian, dia masih sempet anter anaknya ke skola dulu. Sakitnya parah banget sampe akhirnya langsung masuk RS siangnya.

Seudah 2 hari observasi, ternyata keluar deh hasil yang ngagetin banget. Ternyata ada cacing di saluran pankreas nya. Akhirnya puasa, besoknya dilakuin operasi buat ngambil tu cacing. Hasilnya, tu cacing bisa dikeluarin, panjangnya 22cm diameter 0,5 cm. Horor banget. Namanya Ascaris lumbricoides alias salah 1 jenis cacing gelang.
Ade nya nyokap sendiri gak makan babi, gak makan sapi, tapi tetep bisa kena ni cacing. Seudah diselidik2, ternyata asalnya dari sayuran2 yang dimakan, nyucinya gak bersih. Well, better watch out your food, guys. Setelah tanya2 ma dokter, makanan2 yang rawan cacing itu adalah, babi, sapi, kodok, juga sayur-sayuran organic (krn gak pake pestisida, jadi sangat rawan cacing dan telor2nya)

Karena penasaran, Akhirnya gw ngebrowsing di wikipedia ( Bisa kalian liat di sini http://en.wikipedia.org/wiki/Ascaris_lumbricoides ) ; Ternyata cacing ini emang banyak banget di negara2 subtropis dan tropis with poor sanitation ( Indonesia banget deh ).


Ascaris lumbricoides

An adult female Ascaris worm.
Scientific classification
Kingdom:
Animalia
Phylum:
Nematoda
Class:
Secernentea
Order:
Ascaridida
Family:
Ascarididae
Genus:
Ascaris
Species: A. lumbricoides
Binomial name
Ascaris lumbricoides

Linnaeus
, 1758

Ada cuplikan artikel di wikipedia yg bikin ngeri banget :

Worldwide, 1.4 billion people are infected with A lumbricoides, with prevalence among developing countries as low as 4% in Mafia Island, Zanzibar, to as high as 90% in some areas of Indonesia. Mateng gak tuh…

Well, karena ngeri (secara gw berhari-hari nungguin di RS and liat bgt gmn kesakitannya), gw juga browsing tentang obat-obatannya, ni link nya http://www.emedicine.com/EMERG/topic840.htm ato kalian juga bisa browsing sendiri lah ya. Kalo keluarga gw sendiri pake vermox, krn ini obat yang dipake juga di RS, 1 tablet harganya sekitar 16,500 perak, di apotek2 juga ada. Gw sih sangat

merekomendasikan kalian untuk minum obat cacing, apalagi secara qta idup di indo, ngerti sendiri lah gmn kondisinya, merk obat cacing apapun lah yang reputable. Cukup diminum 6 bulan 1x kok.

Bener2 deh, lebih baik mencegah daripada mengobati, karena kmrn sampe abis puluhan juta, cuma buat urusan ngangkat2 ni cacing..blom lagi kesakitannya itu lho...gile deh…>,<>

Monika.Jauhari@gmail.com

Kalo kata Pak Bondan "Tetap sehat! Tetap semangat! Supaya bisa jalan-jalan lagi dan makan-makan enak lagi!" ^^

The Collegian

The Collegian merupakan sebuah game online MMORPG berbasis teks yang bertemakan kehidupan kampus.
Permainan berbasis teks, bagi banyak orang merupakan pengalaman unik tersendiri karena imajinasi yang liar akan membuat permainan tersebut semakin mengasyikkan.
Dan karena game ini MMORPG, maka kita bisa berinteraksi dengan orang lain.

Sesuai dengan judulnya, game The Collegian ini mengambil tema kehidupan kampus. Game ini akan mempunyai banyak quest yang harus kita selesaikan. Tentunya, cara menyelesaikan suatu quest itu bisa berbeda-beda. Dan quest-quest yang diambil akan menentukan jalannya permainan. Pengembangan karakter pun akan menyesuaikan dengan quest / tindakan yang kita ambil nantinya.

Keunikan yang ditawarkan dalam game The Collegian ini sangat menarik. Permainan ini seperti layaknya perkuliahan, hanya akan menerima mahasiswa baru setiap tahunnya. Jadi pendaftaran dalam game ini tidak dibuka setiap saat, tetapi hanya di saat semester ganjil akan dimulai. Quest bagi mahasiswa baru, tentunya akan berbeda dengan quest bagi mahasiswa lama.

Pemain juga bisa memilih untuk bergabung dalam organisasi atau bekerja tetap di suatu tempat. Jika bergabung dalam organisasi, pemain bisa membentuk/bergabung dengan komisi (clan/guild). Keunikan tersendiri jika bergabung dalam komisi adalah, pemain dapat membuat quest baru yang harus dilakukan oleh para calon anggota komisi di tahun berikutnya. Jumlah anggota yang bisa bergabung dalam suatu komisi pun terbatas. Jika suatu komisi mempunyai jumlah anggota baru maksimal, maka komisi tersebut akan mendapatkan bonus tertentu.

Sedangkan bagi pemain yang tidak bisa masuk ke dalam komisi (karena jumlahnya sudah penuh atau tidak diterima), maka pemain tersebut bisa memilih untuk bekerja tetap di suatu tempat. Jika bekerja, tentunya pemain akan mendapatkan sejumlah uang.

Pemain juga bisa menjalin hubungan dengan pemain lain dalam game. Tentunya, sesuai dengan kehidupan nyata, pemain dapat menjalin hubungan dengan lebih dari satu pemain. Tetapi hati-hati, jika ketahuan mendua dan diputus oleh salah satu pasangan, reputasi Anda akan jatuh dan semua pemain yang saat itu online akan tahu kalau Anda tidak setia dengannya. Tetapi jika sampai lulus (menyelesaikan akhir game) Anda tidak pernah ketahuan mendua oleh salah satu pasangan Anda, nama Anda akan terpampang di game dengan nominasi tertentu.

Game The Collegian akan berakhir jika Anda memenuhi semua persyaratan untuk lulus dari universitas. Dan bagi pemain-pemain terbaik akan mempunyai nominasi-nominasinya tersendiri.

Apakah Anda seorang mahasiswa / mahasiswi terunik selama Anda kuliah? Temukan jawabannya dalam game The Collegian.

Jadwal rilis : November 2008

libur lebaran hari pertama

Hari ini gw balik Cerbon dr Jakarta jam 9 naek kreta argojati. Spanjang jalan dari kos ke Gambir, jalanan macet sejak jembatan tanah abang. Untung aja gw naek ojek. Yg bawa ojek tu pinter juga nyari celah.

Dlm wkt stengah jam gw nyampe d Gambir. Astaga... stengah jam naek ojek? Klo pake taxi dah ga ktulungan deh argonya berape.

Akhirnya nyampe juga deh di Cerbon jam 12.30. Harusnya sih kreta nyampe jam 11.30. Huff, ngaret 1 jam & gw uda ngerasa laper.

Trus gw nunggu mam jemput gw d depan stasiun. Stelah naek mobil, gw langsung ngambil botol minum trus minum. Slama d kreta gw ga minum soalnya d sbelah ada yg puasa.

Dr sono gw ama mam langsung ke gerai Esia. Mam mau liat hp LG yg lg ada promo d Esia.

Yah, ternyata HPnya ga terlalu bagus amat Kameranya VGA. Dah harganya juga ga bs dbilang murah. Ga worthed lah beli hp itu.
D promo tertulis gratis nelpon slama 1 tahun, tp ternyata tiap bulan d jatah hanya 100 menit & hanya sesama yg dgn kata lain, cuma 5000 per bulan.
Yah ini sih boong donk bilang gratis nelpon setaon.

Akhirnya nyampe d rumah, tapi ternyata mpo(panggilan buat suster d rumah) ga masak apa2.
Ya uda gw makan yg gampangan aja deh, telor rebus pake garem & ngabisin nasi sisaan yg agak keras.
Yah, yg penting perut gw uda ada isinya & gw dah cukup puas dgn itu.

Malemnya nih yang luar biasa, gw makan nasi jamblang. Wadow enak banget. Gw makan tempe goreng, sate kentang, dan tahu sambal.

Gila booo tahu sambalnya pedes banget. Mam aja ampe bilang pedes. Tp pap bilang biasa aja.
Wah... sejak kapan nih papaku doyan & kuat pedes. Keren ^^ Gw kalah nih >.<

Malemnya, gw merasa kesepian. Yah biasanya di Jakarta kan YM online terus, bisa gangguin siapa aja. Di Cirebon udah inetnya lemot, online YM pun pake meebo. Mana sering keluar tulisan "Net. Conn. problem bla bla bla"
Pas gw online, eh ternyata banyak juga temen2 yang lagi online ^^

Anyway, gw bersyukur banget dah bisa sampe rumah dgn selamat.

Thx J.C.

Part 3 - Hari yang Panjang

"Satu bangsa? Maksud lu?" tanya Cliflan.

"Tyler, lu pernah mimpi tentang diri lu waktu kecil di tempat lain?" tanya Kayla.

"Pernah. Emang kenapa? Toh itu cuma mimpi. Jauh dari kenyataan jaman skarang ini" jawab Tyler.

"Lu Dustan? Lu juga pernah kan mimpi tentang mobil terbang? Lu juga Cliflan, pernah mimpi yang sama kan?" lanjut Kayla.

Dustan menoleh ke arah Tyler dan Cliflan yang tampaknya kebingungan semua. Mereka semua hanya terdiam, seolah menjawab ya dan seakan mengira Kayla adalah seorang peramal. "Lu sejak kapan bisa ngeliat mimpi orang lain?" tanya Dustan.

"Lu belajar ngeramal di mana?" timpal Cliflan.

Kayla tertawa terpingkal-pingkal mendengar pertanyaan mereka. Cukup lama Kayla tertawa sampai dia memegangi perutnya karena sakit. Sementara Tyler dan kedua temannya tambah kebingungan dan jadi saling memandang dan membahas mimpi mereka semua.

Aneh, mimpi mereka semua sama. Tentang mobil yang menggunakan tenaga matahari, tentang planet yang hijau, sejuk, dan bebas polusi. Tentang sekolah sihir, tentang kemampuan seseorang untuk terbang dan lain sebagainya.

Kayla akhirnya berhenti tertawa dan berkata hal yang aneh, tentang hal yang mustahil. Ya, Kayla berkata bahwa mereka berempat memang berasal dari sana. Tentu saja hal ini mengundang banyak pertanyaan bagi Tyler, Cliflan, dan Dustan.

"Bercanda lu! Ga mungkin lah kita dari sana. Gw mah ga rela pergi ke sini kalo gw dari sana. Gila, di sini panas banget coy!" Kata Cliflan sambil menatap penuh harap ke arah Kayla, seolah meminta Kayla untuk berkata ya pada mereka semua.

"Terserah lu mau percaya atau ngga. Tapi emang itu kenyataannya. Ntar juga lu tau sendiri. Hm... hari ini akan jadi hari yang paling panjang dan melelahkan. Percayalah!" ujar Kayla sambil tersenyum.

"Ngomong-ngomong, apa yang harus kita lakukan dengan bom ini?" tanya Tyler.

"Laporkan saja nanti setelah jam 4. Sekarang sembunyikan saja dulu di ruangan Pengurus OSIS. Gw pegang kuncinya koq," ujar Kayla.

"Lu kayanya udah memperhitungkan semuanya, Kayla. Mencurigakan. Makin mencurigakan," ujar Dustan.

Kayla hanya tertawa kecil menanggapi Dustan. Sementara Kayla mulai memimpin jalan ke arah ruang pengurus OSIS.

Ruang itu tidaklah sebesar ruang kelas. Sangat kecil & sempit, tapi cukup untuk menampung seluruh pengurus setiap pertemuan. Tempat itu ada di gedung yang terpisah dengan bangunan utama sekolahan itu dan bersebelahan dengan gudang.

Sesampainya di pintu ruangan, Kayla mengeluarkan kunci lalu membukanya. Kemudian Kayla masuk ke dalam diikuti yang lainnya.

Kayla menyuruh Tyler meletakkan bom itu di lemari perkakas karena hanya lemari itu yang ada kuncinya. Lalu Tyler meminta kunci lemari ke Dustan.

"Tapi kuncinya gw taro dimana ya? Seinget gw d lemari kabel deh. Coba gw cari dulu," ujar Dustan sambil cepat2 mencari.

"Swt lu. Klo kuncinya ilang gmana? Knapa ga lu satuin ama kunci kamer lu?" tanya Cliflan yang sedikit jengkel sambil membantu Dustan mencari kunci lemari.

"Nah ini dia," kata Dustan, senang. Langsung saja dia melempar kuncinya ke Tyler.

Saat Tyler membuka lemarinya, dia terkejut. "Aneh, koq ada bolu ya di sini?" Ujar Tyler yang keheranan.

Kayla hanya tertawa geli melihat ekspresi wajah kagetnya Tyler. "Hihihi. Lucu banget deh lu, Tyler. Expresi muka lu tuh aneh bener klo lagi kaget," ujar Kayla sambil mencolek krim di atas bolu lalu menempelkannya di hidung Tyler. "Nah sekarang jadi tambah lucu kan."

Cliflan dan Dustan pun tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah Tyler ya tercoreng krim bolu itu. Kayla menarik keluar bolunya sambil berkata "Yuk kita rayain ultah Tyler di sini. Pas nih bolunya uda dipotong jadi 4. Lu Tyler jangan diem aja kaya orang bego donk. Taro dulu bomnya!"

"Ini bolu lu yang taro ya, La?" tanya Cliflan sambil menjulurkan tangannya untuk mengambil sepotong bolu.

Belum sempat tangan Cliflan menyentuh bolunya, Kayla sudah memukul tangan Cliflan sambil berseru "Ga sopan! Yang punya hajat aja belum doa. Doa dulu dong"

"Tiup lilin dulu dong sebelum doa" timpal Dustan.

"Ga sekalian nyanyi dulu?" timpal Tyler.

"Boleh nyanyi dulu. Ayo semuanya samakan suara," kata Kayla semangat.

"Bedaaa!" sahut mereka bertiga kompak

Dan berkumandanglah lagu happy birthday. Dilanjutkan dengan meniup lilin kecil dari lemari perkakas. Kemudian Tyler pun berdoa.

"Akhirnya waktunya makaaan!" seru Cliflan semangat, sambil menjulurkan tangannya.

"PLAK" sekali lagi Kayla memukul tangan Cliflan.

"Dah dibilangin, tunggu yang punya hajat dulu," ujar Kayla agak kesal.

Tyler dan Dustan tertawa geli melihat mereka berdua. "Ngapain lu berdua ketawa? Sial... bukannya bantuin gw," ujar Cliflan.

"Ayo, Tyler ambil dulu!" kata Kayla.

"Iya cepetan tuh ambil. Gw kan juga mo makan," timpal Cliflan.

Dustan hanya tertawa geli melihat Kayla dan Cliflan, sementara Tyler mengambil bolunya. "Nah, sekarang uda boleh lu ambil, Clif," kata Kayla sambil menyodorkan bolunya ke arah Cliflan.

Cliflan langsung menyambar bolunya dan langsung menyantapnya dengan lahap. Padahal Tyler belum menyantapnya sama sekali. Dustan lagi-lagi tertawa geli melihat Cliflan yang mukanya sudah belepotan krim bolu. "Lu kelaperan banget ya, Clif?" Tanya Kayla yang merasa heran.

"Jelas aja kelaperan. Dari tadi kita semua kan belon makan. Rencana kan siang nanti mau gw traktir. Eh ga taunya ada kejadian kek gini" Tyler menjelaskan.

Dustan mengambil bolunya dan Kayla mengambil potongan bolu yang terakhir. Tetapi Kayla menyerahkannya ke Cliflan, karena dia tidak terlalu lapar sambil berkata "Nih buat elu aja. Gw ga gitu laper."

Sementara Kayla memasukkan bomnya ke dalam kantong hitam, Tyler langsung mendekati Dustan dan membisiki sesuatu di telinganya. Dustan hanya tertawa geli menanggapi si Tyler. Cliflan yang merasa curiga langsung mendekati Tyler "Lu bisik-bisik apa ke Dustan? Gw juga mau tau donk."

"Rahasia. Cuma gw ama Dustan yang boleh tau. Weee" ujar Tyler sambil menjulurkan lidahnya.

"Gw ke aula duluan ya. Ntar kalian beresin sendiri" ujar Kayla sambil berlalu ke arah pintu.

"Yo. Thank's ya bolunya" ujar Tyler yang masih sambil menikmati bolunya.

Saat Kayla tiba di aula, suasana masih seru dengan permainan. Kayla berputar mengelilingi aula untuk memperhatikan teman-temannya. Dia khawatir kalau berita tentang bom ini bocor. Tampaknya semua masih aman-aman saja. Para guru pun tidak menampakkan wajah yang cemas. Memang tidak semua guru ada di aula. Beberapa guru lainnya ada di ruang guru menunggu kabar dari pihak kepolisian.

Beberapa saat kemudian, Tyler, Cliflan, dan Dustan sudah menampakkan diri di aula. Tyler mencari Bapak Bureig, tetapi tampaknya beliau tidak ada di aula. Tyler pun meminta Dustan untuk mencari Bapak Bureig dan menanyakan tentang kabar dari kepolisian.

Sementara Cliflan mendekati koordinator permainan, Herry, menanyakan apakah bisa bertahan sampai jam 4 dengan permainan yang tersisa. Herry menggelengkan kepalanya "Gw rasa, kita semua udah cape. Ga mungkin bertahan sampai jam 4. Emang ada apa sih sampe kita harus pulang jam 4?"

Cliflan hanya menjawab "Sebaiknya lu nanya langsung sama Tyler. Dia yang paling tau. Gw bingung jelasinnya, ntar klo salah ngomong gw dimarahin sama dia."

Tyler mendekati Cliflan dan langsung saja si Herry menanyai Tyler dengan pertanyaan yang sama.

"Yah... katanya sih sekolahan ini lagi mau dapet promosi. Ga tau tuh promosi apaan, gw sendiri ga gitu jelas. Gw cuma diminta untuk nahan murid-murid biar ga langsung pulang" ujar Tyler santai.

"Alah... lu sendiri aja ga jelas, gw makin bingung jadinya. Untuk acara permainan selanjutnya, kita bakalan mainin kartu dalam kelompok yang kecil-kecil lalu melebar. Permainan uji analisa itu loh yang pernah kita mainin dulu waktu acara pelantikan OSIS.

Tyler menanggapi hanya dengan mengangguk saja. Tiba-tiba Kayla memanggil Tyler dan Cliflan ke luar aula. "Tampaknya polisi sudah datang. Jangan katakan kalau kita sudah menemukan bomnya, nanti mereka akan curiga. Dan kita akan kesulitan untuk menjelaskan semuanya," ujar Kayla yang agak cemas. "Sekarang kita harus memberi tahu Dustan untuk tidak mengatakan apa pun.

"Tenang saja, Dustan tidak akan mengatakan sepatah kata pun. Kami semua kan berpura-pura menganggap tidak ada bom sama sekali," ujar Tyler mencoba menenangkan Kayla.

Dustan pun muncul di saat Tyler baru selesai mengatakan hal itu. "Ya tenang saja, karena aku sudah ada di sini, La" yang muncul dari belakang Kayla.

"Tapi gw khawatir ama anjingnya. Gimana klo bubuk mesiunya kecium anjingnya?" Tanya Tyler yang berusaha tetap tenang.

"Tenang aja, kantong punya gw akan menghilangkan semua benda yang gw masukin dan hanya akan keluar kalo gw mau benda itu keluar," ujar Kayla.

"Wah... berarti kita bisa nitip apa aja donk ke Kayla," timpal Cliflan.

"Kantong apaan sih itu?" tanya Dustan penasaran.

"Ya sebut saja kantong ajaib, tapi bukan kaya di kartun Doraemon. Ya sama seperti HPnya Tyler yang unik itu," jawab Kayla.

Akhirnya polisi memeriksa sekolahan itu dengan cepat, termasuk gudang dan ruang pengurus OSIS. Saat hendak memeriksa aula, murid-murid disuruh kembali ke kelas masing-masing untuk mengambil tas mereka.

Waktu yang tersisa hanya tinggal setengah jam. Setengah jam yang akan sangat panjang bagi semua murid dan semua guru di sekolah mana pun di kota tersebut.

Part 2 - Satu Bangsa

24 September 2008

Clifland, Dustan, dan Tyler sudah duduk di belakang kelas dan mencoba untuk tidak menarik perhatian teman-teman lainnya. Tyler mencoba mengatakan bahwa ada masalah yang gawat yang sedang terjadi di sekolah ini maupun sekolah lainnya. Polisi baru saja menelepon ke sekolah kita bahwa ada bom yang telah dipasang di sebuah sekolah, tetapi tidak ada yang tahu di sekolah mana bom tersebut dipasang. Dan jika ada seorang murid sekolah yang keluar dari sekolah tersebut, maka sekolah itu akan meledak. Tetapi jika bom tersebut tidak bisa ditemukan, maka pada jam 4 sore nanti bom itu akan meledak.

Clifland dan Dustan tampak cemas dan panik, ya sangat jelas bahwa mereka panik dan itu tersirat dari keringat yang bercucuran di wajah mereka. Mereka berdua diam seribu bahasa, sementara Tyler masih terus berpikir bagaimana caranya untuk menemukan bom tersebut dan apa tujuannya mem-bom sekolahan. Sayangnya Bapak Bureig hanya diam saja, sehingga Tyler tidak bisa mengorek informasi lebih banyak lagi. Clifland yang tak tahan dengan kepanikannya keluar dari kelas dan langsung menuju WC cowo. Dustan dan Tyler pun menyusul khawatir kalau berita ini bocor ke mahasiswa lainnya.

“Lu gila apa? Bercanda lu tuh kelewatan!” bentak Clifland.

Tyler hanya berdiri membisu. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulutnya. Dustan segera mengerti maksud Tyler dan menyuruh Clifland untuk diam. Dustan kemudian bertanya “Apakah polisi tidak diijinkan untuk memasuki sekolah kita?”

“Entahlah. Bapak Bureig dari tadi hanya diam saja. Bahkan catatan tadi di kelas saja atas inisiatif gw sendiri buat minjem ke Kayla.”

“Bagaimana kalau kita datengin Bapak Bureig lagi?” Tanya Clifland.

“Ya, kita coba saja lagi. Mungkin Bapak Bureig sudah bisa bicara” timpal Dustan.

“OK” seru Tyler sambil berjalan menuju ruang guru.

Sesampainya di ruang guru, Tyler masih melihat Bapak Bureig terdiam di mejanya yang tadi. Tyler langsung masuk dan mendekati lagi Bapak Bureig yang hanya diam saja.

“Pak, tadi saya sempat mencuri dengar bahwa di sekolah ini mungkin terpasang bom. Apa itu benar, Pak?”

Bapak Bureig terlihat makin gusar dan dengan gelagapan menjawab Tyler “Ti… tidak benar Tyler. Tidak ada bom di sekolah ini.”

“Tapi sikap bapak sendiri mencerminkan bahwa jawabannya iya” balas Dustan.

“Pak, mengapa tidak minta tolong polisi untuk memeriksa sekolah ini?” Tanya Clifland.

“Tim penjinak bom di kota ini hanya ada 3, sedangkan jumlah SMA di kota ini ada lebih dari 70. Bom pertama yang menyatakan bahwa telepon tersebut serius adalah dengan meledakkan pos di depan kantor polisi. Ini adalah teror yang benar-benar mengerikan.”

“Lalu apa rencana Bapak untuk menahan kami semua sampai jam 4 sore nanti Pak? Orang tua kami pasti akan langsung menelepon ke sekolah dan bertanya-tanya, sedangkan yang biasanya dijemput, para penjemputnya pasti masuk ke dalam sekolahan” kata Tyler.

“Dan bagaimana kalau bom meledak karena mereka masuk ke dalam sekolahan?” Tanya Clifland lebih lanjut.

“Pintu gerbang harus ditutup semua. Tetapi saya bingung harus berkata apa pada orang tua murid” jawab Bapak Bureig.

“Kalau begitu, kami minta ijin untuk mengadakan sebuah pertemuan Pengurus OSIS. Kami akan mempersiapkan permainan. Mudah-mudahan permainan tersebut dapat menarik seluruh perhatian murid. Sementara itu, para guru dimohon untuk ikut berpartisipasi juga. Semua jam di aula kami minta dilepas dan semua guru dilarang memakai arloji-nya.”

“Ya, menurut saya mengumpulkan seluruh murid dalam satu ruangan lebih baik agar membuat semuanya tetap tenang” timpal Dustan.

“Baiklah kalau itu mau kalian. Tapi lakukan dengan cepat” jawab Bapak Bureig.

Entah apa yang ada di dalam benak Tyler. Pikirannya telah bercabang kemana-mana. Dia terus mencari lokasi strategis di sekolahnya yang diperkirakan akan sangat menguntungkan bila meletakkan bom di sana.

Sementara itu, Dustan dan Clifland langsung memanggil semua Pengurus OSIS untuk berkumpul di ruangan Pengurus. Dan sesaat kemudian rapat Pengurus OSIS pun segera dimulai. Tyler yang memimpin jalannya rapat untuk mencari ide permainan yang akan menarik perhatian seluruh murid. Sementara beberapa Pengurus OSIS yang lain segera memberi pengumuman ke semua kelas kalau akan ada sebuah acara menarik yang akan membuat murid-murid pulang terlambat.

Tak lama kemudian, seluruh murid disuruh berkumpul dalam sebuah aula yang besar dan di aula tersebut semua jam telah dilepas. Acara permainan pun segera dimulai. Para guru pun tak luput dari hasutan dan bujukan untuk ikut bermain. Sementara acara permainan dimulai Tyler, Dustin, dan Clifland keluar dari aula dan mulai berputar mengelilingi sekolah. Pikiran mereka bertiga mengarah ke pondasi terkuat yang ada di sekolah tersebut. Mereka berpikir kalau bom pasti diletakkan di sekitar pondasi itu.

Sesampainya di sana, Dustin dan Clifland langsung mencari-cari celah atau apapun yang bisa digeser. Tyler mencari sekop untuk mencari bom itu di sekitar tanah. Setelah 15 menit pencarian tanpa hasil, tampaknya mereka harus mencarinya di tempat lain dan memastikan bahwa tidak ada bom di sekolah mereka. Tyler berpikir, mungkin bom itu tidak di lantai dasar, mungkin saja di lantai dua atau tiga yang nantinya akan membuat roboh bangunan. Tanpa pikir panjang, mereka pun mencoba mencarinya di lantai dua.

Sesampainya di lantai dua, mereka segera ke lorong yang mengarah ke pondasi tersebut. Tiba-tiba HP Tyler bergetar dan mengeluarkan bunyi aneh. Tyler kaget karena dia sama sekali tidak menyalakan HPnya dan dengan keheranan dia mengambil HP dari dalam kantongnya. HP tersebut terus bergetar dan menyala berkedip-kedip sambil mengeluarkan bunyi beep berkali-kali. Tiba-tiba Kayla keluar dari dalam kelas di lorong tersebut dan langsung berkata “Akhirnya kau datang juga ke sini. Yang kau cari ada di dekat sini. Karena itu HPmu bergetar.”

Clifland, Dustan, dan Tyler kebingungan melihat Kayla ada di sana. Apalagi perkataannya membuat mereka bertiga curiga pada Kayla. “Apa maksudmu? Dan kenapa kau ada di sini?” Tanya Clifland.

“Itu tidak penting” jawab Kayla seraya mendekat. Kayla langsung menggeser sebuah batu pada tembok yang dibuat seperti tempat duduk. Kemudian dia menjulurkan tangannya ke dalam dan mengambil sesuatu dari dalam sana. “Ini kan yang kamu cari?” Tanya Kayla seraya menunjukkan sebuah alat pengukur waktu dan 3 batang silinder terbungkus kertas warna coklat yang terikat rapi.

“Hei! Gimana caranya elu bisa tau klo di sekolah ini ada bom?” tanya Clifland.

Tyler langsung mengambil bom itu dan mendekati Kayla dan menatap tajam ke arah matanya. “Apa maksud semua ini?” Tanya Tyler.

“Tenanglah. Aku sudah tau sejak tadi pagi saat aku sampai di sekolah ini” jawab Kayla sambil menjauhi Tyler.

“Kau sangat mencurigakan, Kayla” kata Dustan.

“Itu tidak penting. Jinakkan bom itu sekarang atau kita semua akan mati” jawab Kayla.

“Clifland, beritahu Bapak Bureig untuk menelepon polisi dan katakan bahwa kita telah menemukan bomnya” titah Tyler.

“Tidak! Kita tidak tahu di sekolah mana lagi bom dipasang. Mungkin ada lebih dari satu sekolah yang dipasang bom. Biarkan polisi terus mencari di semua sekolah untuk amannya” seru Kayla.

“Lalu bagaimana cara kita mematikan bom ini?” Tanya Dustan.

“HP kamu, Tyler! HP kamu itu bukan HP biasa. Letakkan bom itu dan tempelkan HP kamu. Lakukan sekarang dan turuti saja kata-kataku” titah Kayla.

“Lu gila ya? HP kan bisa ngebuat gelombang elektro magnetik. Nanti bisa-bisa bomnya meledak!” Bentak Clifland.

“Sudah aku katakan sejak tadi. HP Tyler itu bukan HP biasa. Buktinya dalam keadaan mati dia bergetar dan menyala sendiri bukan?!” Jawab Kayla.

Tyler pun langsung mencoba apa yang dikatakan oleh Kayla. Dustan dan Clifland berdiri di sampingnya sambil berharap dan cemas. Kayla yang melihat kaki Dustan dan Clifland bergetar langsung memegang pundak mereka berdua sambil berkata “Tenangkan diri kalian. Kaki kalian bergetar kencang. Nanti bisa-bisa kalian ngompol di celana. Ga malu sama cewe?”

Tetap saja kaki Dustan dan Clifland terus bergetar kencang. Tyler yang telah meletakkan bom itu di lantai kini jongkok untuk menempelkan HPnya. Tetapi sebelum menempelkan HPnya, Tyler bertanya sekali lagi pada Kayla “Lu yakin? Gw percaya sama lu sampe detik ini. Gw harap lu ngga mengecewakan gw.” Kayla hanya membalas dengan senyuman dan anggukan.

Sesaat kemudian Tyler telah menempelkan HPnya pada bom itu, tiba-tiba keluar kabel dari dalam HP itu dan bergerak sendiri ke arah bom itu. Tyler tampak sangat kaget dan ketakutan. Tangannya bergetar. Kayla langsung jongkok dan memegang tangan Tyler dan berusaha mengurangi getarannya sambil berseru “Tenang! Tahan tanganmu! Stabilkan!” Kayla berusaha untuk selalu mengeluarkan kata-kata yang positif agar benak Tyler menjadi kuat dan tenang. Clifland dan Dustan pun ikut jongkok dan memegangi tangan Tyler juga.

Detik-detik terasa begitu lama. Rasanya seperti setengah jam padahal hanya dua menit berlalu dan kabel-kabel dari dalam HP Tyler sudah masuk kembali dan HP Tyler sudah mati lagi seperti sebelumnya. Tyler, Clifland, dan Dustan masih terbujur kaku. Kayla langsung melepaskan tangannya dan mengambil bom itu lalu segera berdiri dan berkata “Kalian ngapain sih jongkok melulu? Ga pegel apa? Bangun sini! Bomnya dah mati nih” sambil menunjukkan bomnya.

Akhirnya mereka bertiga berdiri. Tyler melihat HPnya yang sudah mati kemudian kembali memasukkannya ke dalam kantongnya. Kayla mendekat ke arah Tyler dan menjulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan. Tyler pun membalas Kayla dan menjabat tangannya. Kayla berkata “Happy birthday, Tyler! Yang ke-17 kan? Jangan lupa traktiran yah ^^”

Dustan langsung menyahut “Hei! Sejak kapan kau tau tentang tanggal lahir Tyler?”

“Sejak aku masuk SMA ini aku sudah tau semuanya tentang Tyler. Itu sangat mudah karena kita satu bangsa.”

Otomatis dengan WMP11

23 September 2008

Apakah Anda sering menyusun ulang playlist Anda?
Mengatur agar lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu yang baru saja Anda masukkan?
Bagaimana jika seseorang melakukan double-click pada sebuah lagu lalu menghapus semua playlist yang sudah Anda atur?

Kalau Anda bertanya-tanya akan solusi dari 3 masalah di atas, Anda akan menemukan jawabannya dengan Windows Media Player 11. Tentunya pengaturan pada awalnya akan sangat merepotkan, tetapi percayalah, setelah pengaturan tersebut Anda akan merasa sangat puas dan tidak akan menyesal.

Baiklah, pertama-tama kita akan memasukkan semua sumber lagu MP3 ataupun video klip yang ada ke library WMP11.
Buka Tools - Options dan pergilah ke tab Library
Setelahnya Anda pilih Monitor Folders
Segera masukkan semua folder di tempat Anda menyimpan semua MP3 dan video klip yang sering diputar.

Setelah itu pergi ke Library dan pilih "Create Auto Playlist"
Beri nama Auto Playlist Anda, dalam contoh ini kita beri nama "Fresh"
Setelah itu masukkan opsi "Date added" is after "last 30 days" yah ini berarti akan memutar semua lagu / video klip yang 30 terakhir kita masukkan.
Selain itu, kita juga bisa melakukan sort berdasarkan sesuatu yang lain. Atur saja sesukamu.

Nah sekarang bagaimana untuk memutar lagu2 yang jarang dimainkan?
Kita tinggal mengubah opsinya menjadi "sort by" "play count" bisa secara "ascending"

Lalu bagaimana untuk memutar lagu2 yang favorit?
Inilah bagian yang paling menyenangkan sekaligus rumit.
Pertama, kita harus memberikan rating untuk setiap lagu atau video klip favorit.
Kita tentukan standar, hanya yang berbintang 4 atau 5 yang akan kita putar dari playlist favorit.
Nah, setelah ini kita tinggal mengubah opsinya menjadi "My Rating" "at least" "4 stars"
Dan... selesai sudah.
Hal yang paling sulit adalah menandakan lagu2 kesukaan kita.
Tetapi, setelah beberapa bulan Anda menggunakan WMP11 ini, Anda akan merasakan keuntungan dan manfaatnya. Ini juga sekaligus mengoptimalkan komputer Anda menjadi Media Player yang "pintar"

Part 1 - Prolog

Tyler, seorang murid SMA yang sangat pandai dan sungguh pandai bergaul. Dan karena prestasinya yang luar biasa, dia menjadi ketua OSIS sekarang. Dia tidak mempunyai orang tua ataupun keluarga lainnya. Kini dia tinggal bersama keluarga Madison sebagai orang tua angkat.

Setiap harinya Tyler pagi-pagi berangkat ke sekolah, kemudian mengikuti kegiatan penelitian Fisika di lab dan sore harinya dia mengikuti kegiatan olahraga. Banyak gadis-gadis yang menyukainya dan Tyler sering mendapatkan surat-surat setiap hari di dalam loker sepatunya. Tyler tidak pernah menjawab surat-surat mereka tetapi gadis-gadis itu tidak pernah patah semangat.

Hari yang paling menyebalkan bagi Tyler adalah hari ulang tahun dirinya. Karena sebenarnya dia tidak dilahirkan pada tanggal tersebut. Tetapi selama ini Tyler hanya diam saja dan menerima keadaan dirinya seperti itu. Dia hanya merayakan ulang tahun dirinya yang sebenarnya seorang diri saja di dalam kamarnya.

Hari itu adalah hari menjelang ulang tahunnya yang ke 17. Seperti yang sudah dilakukannya sejak 5 tahun yang lalu, dia menulis sebuah catatan panjang tentang dirinya selama setahun yang telah dilaluinya kemudian dia membaca catatan tahun sebelumnya lalu dia kembali menulis harapan-harapan untuk dirinya di tahun yang akan datang. Setelah menulis catatannya, dia mengambil 17 batang lilin-lilin kecil dan kue yang dibelinya di supermarket sebelum dia pulang ke rumah, dan korek api dari dapur. Dia lalu menancapkan ke 17 lilin itu di atas kue kemudian menyalakan semua ke-17 lilin itu. Setelah itu dia berdoa mengucap syukur dan memanjatkan permohonan, setelah itu dia meniup lilinnya. Anehnya, tepat saat dia ingin meniup lilin, tiba-tiba ada angin yang memadamkan semua lilin itu. Setelah semua lilinnya padam, dia mengucapakan "Happy birthday Tyler". Dia segera menghabiskan kue ulang tahunnya dan membuang semua lilinnya. Dia juga tidak lupa mengembalikan korek api ke dapur supaya kedua orang tua angkatnya tidak curiga.

Pagi harinya, ia bangun seperti biasa, sarapan lalu berangkat ke sekolah dengan semangat. Sesampainya di sekolah, dia dikejutkan oleh teman-temannya. Kata salah seorang temannya "Ada wanita cantik yang menunggumu dari tadi di pintu gerbang. Siapa dia? Kenalin dong ke gw."

Tyler sendiri bingung, dia tidak pernah berkenalan dengan wanita selain guru-guru, orang tua murid, dan teman-teman di sekolahnya. Akhirnya dengan ragu-ragu, Tyler melangkahkan kakinya menuju pintu gerbang. Wanita cantik itu langsung menyapa hangat Tyler, seolah-olah wanita itu kenal pada dirinya. Kemudian wanita itu menyerahkan sesuatu pada Tyler sambil berbisik "Ini hadiah ulang tahunmu dari kedua orang tuamu. Gunakan di saat kau membutuhkannya dan selamat ulang tahun" Kemudian wanita itu pergi meninggalkannya.

Tyler yang kebingungan dan keheranan merasa kehangatan dari ucapan "selamat ulang tahun" yang diterimanya pertama kali di hari yang benar. Tyler ingin mengucapkan terima kasih dan bertanya tentang kedua orang tuanya pada wanita tersebut, tetapi saat dia berusaha mengejarnya, bel masuk berbunyi dan satpam menahan Tyler untuk tidak keluar gerbang karena bel masuk sudah berbunyi. Akhirnya Tyler menyerah dan kembali ke kelasnya sambil membawa bingkisan tersebut.

Tyler menduga-duga isi bingkisan tersebut dan tidak sabar ingin segera membukanya. Akhirnya jam istirahat pun tiba, Tyler segera membuka bingkisan tersebut dan betapa senangnya Tyler mendapatkan sebuah handphone seperti yang dia inginkan selama ini. Sebuah handphone sederhana dan nyaman dipegang. Sekadar untuk mengirim SMS dan menelepon seseorang saja di saat yang penting. Di dalamnya dia melihat sebuah surat yang pada amplopnya bertuliskan "Simpan handphone itu dalam kantongmu dan buka surat ini saat kau sudah sampai di rumah. Salam sayang dari kedua orang tuamu." Setelah membaca pesan yang tertulis di amplop tersebut, Tyler langsung menyimpan handphone itu di dalam kantongnya dan menyimpan surat itu masuk kembali ke dalam tasnya.

Tepat setelah Tyler menyimpan bingkisan, surat, dan handphonenya, dua teman Tyler datang menghampirinya. Mereka adalah Clifland dan Dustan. Mereka mendatangi Tyler dan menjabat tangannya sambil berbisik "Selamat ulang tahun" Ya, hanya mereka berdua yang mengetahui dengan benar kapan Tyler ulang tahun yang sebenarnya. Tetapi karena Tyler meminta mereka untuk tidak mengatakannya pada orang lain, mereka pun diam dan memenuhi permintaan Tyler.

Clifland dan Dustan mengetahui tanggal kelahiran Tyler yang sebenarnya saat mereka bertiga sedang jalan-jalan di pusat kota. Karena keisengan teman-temannya, Tyler dipaksa untuk diramal. Dan hasil ramalannya ternyata memberitahu mereka bahwa tanggal lahir Tyler selama ini salah. Tadinya Tyler tidak mempercayai semua itu, tetapi peramal itu berhasil meyakinkannya.

Akhirnya, tiba pelajaran terakhir tepat sebelum sekolah akan dibubarkan. Tetapi guru-guru lama sekali tidak datang ke kelas. Akhirnya Tyler mencoba mencari guru di ruangan guru. Tetapi ruangan guru ditutup rapat-rapat dan sudah ada banyak ketua kelas yang berada di depannya ingin memanggil guru mereka masing-masing. Tyler pun mencoba mencuri dengar apa yang sedang dibicarakan oleh para guru sampai ruangan tersebut ditutup rapat-rapat. Tyler yang mencuri dengan tiba-tiba menjadi pucat wajahnya dan tidak bisa berkata apa-apa. Dia pun hanya diam saja saat ketua kelas yang lain bertanya kepadanya tentang hal yang didengarnya.

Kemudian pintu ruangan guru pun dibuka dan semua guru pun tampak pucat dan terlihat kepanikan yang besar memancar dari wajah seluruh guru. Semua guru dan ketua kelas pun kembali ke kelas mereka masing-masing, tetapi Tyler hanya diam di sana menunggu gurunya, yaitu Bapak Bureig, yang juga menjabat kepala sekolah. Kemudian Tyler masuk ke dalam ruang guru dan menghampiri Bapak Bureig. Dia kelihatan sangat panik dan lemas. Keringatnya bercucuran dan membasahi semua bajunya. Tyler yang telah mencuri dengar pembicaraan tadi mencoba menenangkan Bapak Bureig. "Pak, kalau ada yang bisa saya bantu akan saya laksanakan. Kalau semua murid harus dipulangkan terlambat, saya akan segera mengatur acara yang bisa membuat semua murid bersedia meluangkan waktunya dan pulang terlambat."

Bapak Bureig yang tengah panik seperti tidak mendengarkan apa yang Tyler bicarakan. Lalu Tyler mencoba menyadarkan Bapak Bureig dengan memegang bahunya dan mencoba mendapatkan tatapan mata dari Bapak Bureig dan berkata sekali lagi. Kemudian Tyler berkata "Saya tadi sempat mencuri dengan pembicaraan Bapak kepada semua guru. Jika Bapak merasa kesulitan, coba katakan saja kepada kami. Mungkin kami bisa ikut membantu memecahkan masalah ini"

Tetapi Bapak Bureig tetap saja diam. Kemudian Tyler atas inisiatifnya sendiri kembali ke kelas sambil terus berpikir apa yang bisa dia lakukan untuk membantu mengatasi persoalan ini. Lalu Tyler mencoba mencari sekretaris OSIS, Kayla, di kelas sebelahnya dan meminjam buku catatan Geografi yang diajarkan oleh Bapak Bureig. Setelah itu Tyler kembali ke kelas dan memanggil sekretaris kelas untuk menuliskannya di papan kelas dan menyuruh semua anak mulai mencatatnya.

Sementara itu, dia memanggil Clifland dan Dustan untuk duduk di belakang menemaninya dan mengisyaratkan bahwa pembicaraan ini sangat rahasian dan sangat penting.

Bulan September adalah bulan penuh hikmat karena umat muslim menjalankan ibadah puasanya.
Bulan September ini saya sambut dengan sukacita, bukan karena saya muslim, tetapi karena kuliah sudah dimulai dan skripsi mulai dijalankan.
Sangat menyenangkan menyusun skripsi bersama teman-teman.
Bahkan di bulan ini, kami cukup disibukkan dengan perencanaan sebuah acara reuni alumni TI BINUS (INFINITE).
Selain itu juga ada acara yang telah selesai, yaitu seleksi penerimaan aktivis HIMTI (SPAH).

Sayangnya, 3 hari setelah SPAH gelombang pertama, tepatnya 17 September 2008, teman saya (Acen) berkata "Muka lu merah banget Wil. Kek orang sakit? Kenapa lu?"
Perasaan tadi sebelum berangkat muka gw ga kenapa-napa. Badan juga sehat-sehat aja. Ga ada rasa sakit atau lemas sama sekali. Mungkin karena tadi waktu kuliah AC ruangan mati dan panas sekali. Mungkin karena kepanasan.

Sesampainya di kos saya langsung mau mandi karena baju saya sudah basah semua, seperti orang habis dibanjur air. OMG badang gw merah semua, bercak-bercak merah dimana-mana sampai ke kaki. Langsung cepat-cepat mandi dan langsung ganti baju. Khawatir kenapa-kenapa, langsung tanya2 ke temen kemungkinan kenapa nih.
Berharap itu hanya biang keringat karena kepanasan (tapi dari muka sampai kaki merah semua) akhirnya cuma dibedakin aja.
Malemnya langsung demam. Waaa langsung paginya nelpon mama & bilang badannya bintik2 merah.

Disuruh langsung ke dokter dan cek darah, khawatir demam berdarah. Akhirnya setelah ke dokter & cek darah, dinyatakan "CAMPAK" langsung shock karena dibilang ga boleh kena angin.
Yang berarti, ga mungkin bisa keluar kamer donk >.< selamat tinggal makanan enak & kelas panas.

Rasanya sepi banget di kamer terus selama seminggu ini. Tidak ada yang bisa dikerjakan selain tidur, karena dokter ngasih obat flu yang benar-benar membuat mata lelah.
Sudah seminggu, demam masih kadang ada kadang ilang. Tapi badannya tidak lemas. Hanya kantuknya yang tidak tahan.

3 hari pertama setelah dikasih obat, benar-benar tidak berdaya dan hampir 24 jam hanya tertidur di atas kasur. Bangun hanya untuk makan & mandi. Hari-hari berikutnya saya mulai bisa bangun agak lama dan karena tidak ada kerjaan, saya baca saja buku HarPot yang barusan dibeli. Maklum, males baca apalagi beli buku yang belum tamat. Tapi karena sekarang sudah tamat, yah jadi mulai membeli ^^

Akhirnya, terinspirasi dari 2 buku HarPot pertama itu, pikiran saya terpenuhi dengan dunia paralel dimana segalanya mungkin terjadi di sana. Entah itu penyihir, atau alien, atau robot, atau makhluk gaib.

Akhirnya saya berpikir bahwa ada sebuah dimensi lain dan setiap orang bisa membuatnya. Bahkan dimensi-dimensi tersebut sudah coba dikeluarkan dan diketahui oleh orang umum. Di antaranya melalui novel, game, anime, manga, dan lain sebagainya. Bisa juga terjadi di dalam mimpi.

Oleh karena itu, saya ingin mencoba membuat dimensi yang baru yang bisa saya buat dengan kekuatan daya imajinasi saya sendiri. Dan saya akan mencoba menceritakannya dan belajar bertutur kata sekedar latihan mengemeng ataupun persiapan menjadi pendongeng sejati buat keponakan ^^ Dan saya mulai menceritakannya dalam "Dimensi Fantasi"

Dan untuk menggambarkan dan menguatkan dimensi fantasi itu, saya mencoba mengubah layout blog saya dengan membuat latar belakang menjadi hitam & menambahkan gambar lambang infinite yang saya silangkan kemudian diberi efek cahaya yang menandakan "Dimensi Fantasi" tidak akan pernah memiliki batasan ataupun ujung dan semua orang bisa memiliki, memberi, dan mengumpulkan semua dimensi fantasi itu untuk memperkaya dirinya akan beragam imajinasi.

Mudah-mudahan, semua imajinasi itu baik adanya, tidak liar dan tidak menyimpang dari ajaran & norma-norma.

September 2008 ~ Bulan yang penuh dengan kejadian.
Awal dengan senyuman
Dibumbui tantangan
Dan ditambah "tiduran"
Semoga berakhir dengan "kepuasan & kebahagiaan"

Berkat melimpah kepada kita semua umat manusia dimana pun dan mendatangkan kebahagiaan.
£òüí§ ~ September '08