Bulan September adalah bulan penuh hikmat karena umat muslim menjalankan ibadah puasanya.
Bulan September ini saya sambut dengan sukacita, bukan karena saya muslim, tetapi karena kuliah sudah dimulai dan skripsi mulai dijalankan.
Sangat menyenangkan menyusun skripsi bersama teman-teman.
Bahkan di bulan ini, kami cukup disibukkan dengan perencanaan sebuah acara reuni alumni TI BINUS (INFINITE).
Selain itu juga ada acara yang telah selesai, yaitu seleksi penerimaan aktivis HIMTI (SPAH).
Sayangnya, 3 hari setelah SPAH gelombang pertama, tepatnya 17 September 2008, teman saya (Acen) berkata "Muka lu merah banget Wil. Kek orang sakit? Kenapa lu?"
Perasaan tadi sebelum berangkat muka gw ga kenapa-napa. Badan juga sehat-sehat aja. Ga ada rasa sakit atau lemas sama sekali. Mungkin karena tadi waktu kuliah AC ruangan mati dan panas sekali. Mungkin karena kepanasan.
Sesampainya di kos saya langsung mau mandi karena baju saya sudah basah semua, seperti orang habis dibanjur air. OMG badang gw merah semua, bercak-bercak merah dimana-mana sampai ke kaki. Langsung cepat-cepat mandi dan langsung ganti baju. Khawatir kenapa-kenapa, langsung tanya2 ke temen kemungkinan kenapa nih.
Berharap itu hanya biang keringat karena kepanasan (tapi dari muka sampai kaki merah semua) akhirnya cuma dibedakin aja.
Malemnya langsung demam. Waaa langsung paginya nelpon mama & bilang badannya bintik2 merah.
Disuruh langsung ke dokter dan cek darah, khawatir demam berdarah. Akhirnya setelah ke dokter & cek darah, dinyatakan "CAMPAK" langsung shock karena dibilang ga boleh kena angin.
Yang berarti, ga mungkin bisa keluar kamer donk >.< selamat tinggal makanan enak & kelas panas.
Rasanya sepi banget di kamer terus selama seminggu ini. Tidak ada yang bisa dikerjakan selain tidur, karena dokter ngasih obat flu yang benar-benar membuat mata lelah.
Sudah seminggu, demam masih kadang ada kadang ilang. Tapi badannya tidak lemas. Hanya kantuknya yang tidak tahan.
3 hari pertama setelah dikasih obat, benar-benar tidak berdaya dan hampir 24 jam hanya tertidur di atas kasur. Bangun hanya untuk makan & mandi. Hari-hari berikutnya saya mulai bisa bangun agak lama dan karena tidak ada kerjaan, saya baca saja buku HarPot yang barusan dibeli. Maklum, males baca apalagi beli buku yang belum tamat. Tapi karena sekarang sudah tamat, yah jadi mulai membeli ^^
Akhirnya, terinspirasi dari 2 buku HarPot pertama itu, pikiran saya terpenuhi dengan dunia paralel dimana segalanya mungkin terjadi di sana. Entah itu penyihir, atau alien, atau robot, atau makhluk gaib.
Akhirnya saya berpikir bahwa ada sebuah dimensi lain dan setiap orang bisa membuatnya. Bahkan dimensi-dimensi tersebut sudah coba dikeluarkan dan diketahui oleh orang umum. Di antaranya melalui novel, game, anime, manga, dan lain sebagainya. Bisa juga terjadi di dalam mimpi.
Oleh karena itu, saya ingin mencoba membuat dimensi yang baru yang bisa saya buat dengan kekuatan daya imajinasi saya sendiri. Dan saya akan mencoba menceritakannya dan belajar bertutur kata sekedar latihan mengemeng ataupun persiapan menjadi pendongeng sejati buat keponakan ^^ Dan saya mulai menceritakannya dalam "Dimensi Fantasi"
Dan untuk menggambarkan dan menguatkan dimensi fantasi itu, saya mencoba mengubah layout blog saya dengan membuat latar belakang menjadi hitam & menambahkan gambar lambang infinite yang saya silangkan kemudian diberi efek cahaya yang menandakan "Dimensi Fantasi" tidak akan pernah memiliki batasan ataupun ujung dan semua orang bisa memiliki, memberi, dan mengumpulkan semua dimensi fantasi itu untuk memperkaya dirinya akan beragam imajinasi.
Mudah-mudahan, semua imajinasi itu baik adanya, tidak liar dan tidak menyimpang dari ajaran & norma-norma.
September 2008 ~ Bulan yang penuh dengan kejadian.
Awal dengan senyuman
Dibumbui tantangan
Dan ditambah "tiduran"
Semoga berakhir dengan "kepuasan & kebahagiaan"
Berkat melimpah kepada kita semua umat manusia dimana pun dan mendatangkan kebahagiaan.
£òüí§ ~ September '08
PENDING
-
Untuk sementara, blog ini tidak diupdate karena kesibukan dan urusan
penting lainnya.
16 years ago
0 comments:
Post a Comment