Seminggu setelah kejadian itu, Tyler telah menggunakan HPnya seperti HP biasa. Kayla pun makin akrab dengan ketiganya dan terkadang pulang bareng jika Kayla ada klub kesenian yang sampai sore.
Cliflan sudah normal lagi porsi makannya. Sementara Dustan terpilih menjadi wakil sekolah dalam lomba beladiri.
Ya, mereka berempat kini selalu bersama saat berangkat ke sekolah karena tempat tinggal mereka tidak berjauhan satu sama lainnya.
Hari ini sangat cerah. Cliflan dan Dustan seperti biasa menjemput Tyler terlebih dahulu sebelum menjemput Kayla. Tapi pagi ini Tyler terlihat sangat mengantuk.
"Abis begadang, mas?" tanya Cliflan usil.
"Entahlah, aku tidur lebih lama dari biasanya malah. Tapi tadi malem gw mimpi. Anehnya, gw ga inget mimpi apaan," jawab Tyler sambil berjalan ke arah kos Kayla.
"Loh? Abis begadang, Ler?" tanya Kayla begitu dijemput.
"Iya, ga bisa tidur mikirin kamu," kata Cliflan usil.
Dustan tertawa geli sementara Tyler meluruskan masalah "Gw juga ga tau nih napa. Padahal dah tidur lebih lama dari biasanya."
"Oh... berarti kebanyakan tidur. Btw, ini buat kalian semua," sambil menyerahkan 3 bungkusan.
"Apa nih, La?" tanya Dustan sambil mengambil bungkusannya.
"Bekal makan siang kalian. Hari ini kalian olahraga kan? Maap ya cuma bisa bikinin segitu."
"Thanks, La," sahut Cliflan.
"Yap. Sama-sama. Tapi ntar pulang balikin tepaknya ke gw ya," balas Kayla.
Mereka berempat pun sampai di sekolah dan memulai aktifitas seperti biasanya. Masuk kelas dan belajar seperti biasanya. Tetapi pagi itu guru-guru sangat sibuk. Pada jam pertama saja mereka hanya menyuruh murid-murid untuk mencatat ataupun mengerjakan soal-soal. Rupanya para penyandang dana yayasan akan berkunjung ke sekolah mereka.
Siangnya, para penyandang dana telah sampai di sekolahan. Mereka memasuki kelas satu per satu melihat-lihat murid sekolah tersebut dan memberikan sedikit ceramah. Benar-benar ceramah yang mengobarkan semangat belajar. Lagipula, ada wanita cantik di antara mereka. Ya, tak salah lagi, wanita yang memberikan Tyler sebuah HP.
Saat istirahat siang, Kayla mendatangi Tyler yang kebetulan sedang berkumpul dengan Cliflan dan Dustan. Mereka berempat diminta untuk ke ruang kepala yayasan sekarang. Selama sekolah, belum pernah mereka dipanggil ke dalam ruang yayasan.
Sesampainya di ruang yayasan, ternyata tiga penyandang dana ada di sana, dua pria dan yang satunya adalah wanita cantik itu.
"Selamat siang, Tyler," sapa wanita itu.
"Siang, Bu," balas Tyler sambil menundukkan kepalanya.
"Ada sesuatu yang harus kami berikan kepada kalian," kata salah satu pria yang berpenampilan seperti MIB sambil menyodorkan 4 alat yang terlihat seperti alat bantu dengar.
"Ambil saja dulu, lalu duduk di sofa,"kata pria lainnya yang ramah.
Mereka masing-masing mengambil alat tersebut dan kemudian duduk di sofa.
"Sama seperti sebelumnya, kenakan alat tersebut di saat kalian membutuhkannya. Gunakan seperti earphone biasa," kata wanita itu.
"Tapi, untuk apa alat ini?" tanya Tyler.
"Kalian adalah empat anak spesial. Hanya itu yang bisa kami sampaikan pada kalian untuk saat ini," jawab si wanita.
"Tyler, ketua OSIS. Selain bijaksana, kamu juga cermat. Kayla, sekretaris yang akan selalu memberikan semangat. Dustan, wakil ketua yang sangat berhati-hati. Cliflan bendahara pelit tetapi berani mengambil resiko. Kalian adalah anak-anak yang diutus untuk membuka jalan," kata pria misterius berkacamata hitam.
"Kayla, kamu bawa kantongnya kan? Keluarkan bomnya," ujar si wanita.
"Koq Anda bisa tahu tentang bom tersebut?" tanya Dustan penasaran.
"Tentu saja. Karena kalian, empat anak yang diutus sedang dicari oleh sekelompok teroris. Sudah kubilang, kalian adalah anak spesial. Kalian bukan hanya anak biasa," jawab si wanita.
"Cliflan, Dustan, kalian berdua belum punya HP kan? Alat itu bisa berubah menjadi HP loh," celetuk si pria ramah.
"Wah... yang benar? Bagaimana caranya?" tanya Cliflan senang.
"Ehem..." si pria misterius itu berdeham "Biarkan mereka mencari tahu sendiri kegunaan alat itu," katanya.
"Baiklah. Sudah saatnya kami pergi. Ingat, gunakan d saat kalian perlu. Kami akan selalu mengamati kalian. Untuk sementara, hanya itu yang bisa kami beritahu. Selamat menikmati petualangan kalian!" sahut wanita cantik sambil membuka pintu ruang yayasan.
"Sampai jumpa lain kali dan jaga diri kalian!" seru pria yang ramah sambil keluar ruangan.
"Sebaiknya kalian cepat kembali ke kelas," ujar pria misterius sebelum keluar ruangan.
Ketiga penyandang dana telah keluar ruangan, tetapi keempat murid itu belum beranjak dari sofa. Mereka masih mengamati benda yang dipegang oleh masing-masing. Tyler mendapat yang berwarna biru, Dustan hijau, Cliflan merah, dan punya Kayla pink.
"Rasanya mimpi gw tadi malem ada benda ini juga. Kita berempat make benda ini, tapi gw lupa buat apa." ujar Tyles sambil berusaha mengingat mimpinya.
"Sudah simpan saja dalam kantong kita. Gw mau balik ke kelas. Yuk!" sahut Kayla.
Mereka berempat lalu kembali ke kelas. Tentu saja saat kembali ke kelas mereka langsung ditanyai oleh teman-teman sekelas. Tyler pun menjawab sambil berbohong kalau tadi membicarakan beasiswa. Kayla pun berbohong dengan jawaban yang sama. Ya, mereka berempat masuk sekolah ini karena program beasiswa.
Akhirnya saatnya pulang sekolah tiba juga. Hari itu sedang tidak ada kegiatan klub. Hari dimana bisa pulang lebih awal. Dan pada hari seperti ini, Tyler akan menemani Cliflan dan Dustan membersihkan panti asuhan. Kayla juga sudah pernah ikut.
Tapi saat pulang sekolah, tanpa diduga mereka bertemu Alfred, pemuda yang mengatakan bahwa dirinya tampan. Alfred menebar senyum dan pesona, membuat banyak murid cewe mendekatinya untuk berkenalan dengannya.
"Rupanya ada satu anggota KFC di sini," ujar Cliflan usil.
"Apaan tuh KFC?" tanya Kayla.
"Kayla Fans Club. Tapi bisa jadi Kayla Fried Chicken juga," jawab Dustan sambil terkekeh.
"Sudahlah, kita langsung pulang aja. Gw lagi ga mood ngadepin teri nih," sahut Tyler.
Tapi terlambat, si pembuat onar sudah melihat Kayla dan keburu berpuisi yang membuat murid-murid cewe heboh semua.
Pembuat onar itu kemudian membuat atraksi sulap mengeluarkan bunga dari sapu tangannya dan memberikannya pada Kayla. Murid-murid yang melihat langsung bertepuk tangan menyemangati si pembuat onar.
Kayla tidak mengambil bunga itu, bahkan tidak menyentuhnya sama sekali dan membuang muka. Keadaan ini makin membuat murid-murid cewe geram pada Kayla.
"Jangan jual mahal lu!" celetuk salah satu murid cewe. Yang mendapat sambutan riug dari yang lain.
Tyler tidak seperti biasanya, dia langsung berjalan melewati Alfred si pembuat onar. Dustan langsung menyuruh Kayla pulang juga sambil mengantarai Kayla dan Alfred. Sementara Cliflan berjalan di belakang Kayla.
Alfred yang merasa harga dirinya diinjak-injak oleh mereka berempat langsung menghampiri Kayla dan menarik tangan Kayla. Cliflan langsung mencengkeram tangan Alfred yang membuatnya kesakitan dan terpaksa melepaskan tangan Kayla.
Alfred langsung mengeluarkan pisau lipatnya dan menghunuskannya ke Cliflan. Tentu saja Cliflan dengan mudah dapat menghindarinya dan langsung memelintir tangan Alfred dan membuatnya menjatuhkan pisau lipatnya. Tyler yang melihat kejadian itu langsung memukul belakang leher Alfred dan membuatnya pingsan. Dustan dan Cliflan langsung menggotong Alfred dan meletakkannya di bangku panjang.
Kayla langsung mengambil spidol dari tasnya dan menghiasi wajah Alfred yang tolol itu dan berteriak "Silakan belajar merias pria di sini!" dan langsung saja semua murid mendekat dan bersorak gembira.
Dan mereka berempat pun pulang dengan santai. Siang itu Tyler sedang moody, mungkin karena rasa kantuknya itu.
Dia hanya menundukkan kepalanya dan tidak bicara 1 patah kata pun.
Di belokan gang yang terakhir mendadak Tyler berhenti. Dustan langsung membisiki Kayla "Diam, ikut Tyler saja dan jangan banyak tanya."
Kemudian Cliflan berbelok ke kanan sementara Tyler lurus dan Dustan berbelok ke kiri. Kayla pun mengikuti Tyler, padahal jalan pulang yang benar adalah yang diambil Cliflan.
Tyler memperlambat jalannya, kemudian berjalan lambat dan merangkul Kayla seperti seorang kekasih. "Maaf, terpaksa begini," ujar Tyler.
"Tak apa. Tapi nanti kalau ada gosip aneh, lu yang urus ya!" jawab Kayla pelan.
Tak berapa lama, perempatan gang berikutnya sudah terlihat dan gang itu adalah gang tersepi tanpa penduduk di sekitarnya. Tyler sekali lagi berhenti tepat di perempatan tetapi hanya sebentar kemudian melanjutkan jalannya.
"Heh teri! Keluar sini!" seru Tyler.
Ternyata yang keluar lebih dari 10 orang sambil membawa senjata masing-masing. Tanpa basa basi Tyler langsung berlari ke arah mereka dan langsung melucuti senjata mereka hanya dalam sekejap.
Cliflan dan Dustan hanya berdiri geleng2 kepala. Tyler hanya membalas reaksi mereka dengan senyum. "La, ayo pulang!" sahut Tyler.
"Thank's ya! Untung ada kalian."
"Ya sebaiknya setiap kau pulang minta salah satu dari kami untuk mengantarmu," jawab Tyler.
"Dah seger ya? Sampe qta ga dibagi," sahut Dustan.
"Salah sendiri telat," jawab Tyler sambil menjulurkan lidahnya.
Hari itu mereka akhiri dengan beres-beres di panti asuhan tempat tinggal Cliflan dan Dustan dan makan malam bersama di sana.
PENDING
-
Untuk sementara, blog ini tidak diupdate karena kesibukan dan urusan
penting lainnya.
16 years ago
1 comments:
loh aku baru nyadar wil, gak ada part 4 ya :))
Post a Comment